"Kalau kita baca secara cermat betul, tentu saja tetap ada pro kontra. Tapi saya mencatat bahwa niat baik dari pemerintah saja tak cukup, niat baik itu harus diikuti dengan proses yang baik," lanjut Gabriel Lele.
Menurut dia, proses yang baik itu setidaknya harus transparan dan membuka ruang partisipasi lebih luas, khususnya terkait kebijakan-kebijakan kunci.
Jika dalam prosesnya tidak memuat kedua unsur itu, ia menilai wajar bahwa publik melakukan aksi protes.
Gabriel mengatakan, salah satu faktor yang membuat pemerintahan Jokowi di tahun pertama ini berjalan kurang maksimal adalah terlalu percaya diri. Sebab, tak ada kekuatan oposisi di parlemen yang efektif untuk mengontrol kebijakan pemerintah.
"Di parlemen relatif enggak ada oposisi, sehingga pemerintah pak jokowi ini terlalu nyaman," kata dia.
Baca juga: Satu Tahun Jokowi-Maruf, Menilik Program Pembangunan SDM Unggul
Ke depan, ia menyebutkan, Jokowi tak lagi mempunyai taruhan, tetapi beban besar justru berada pada partai pendukung.
Menurut dia, partai pendukung harus lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah agar tercipta sebuah 'ketidaknyamanan'.
"Kalau jadi teman baik kan kadang-kadang harus memarahi teman sendiri. Terlalu nyaman itu tidak bagus dan itu sistem yang kita miliki saat ini," kata Gabriel.
"Jika tidak bisa, maka kekuatan selanjutnya ya civil society harus bergerak. Para pendukung Jokowi yang jumlahnya banyak kan semakin kritis, Pak Jokowi pasti mikir," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.