Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Waktu Terlama Burung Bisa Terbang?

Kompas.com - 17/10/2020, 16:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Burung akan terbang dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan atau rumah berlindung.

Beberapa jenis burung bahkan mampu terbang hingga berbulan-bulan tanpa berhenti, seperti burung layang-layang.

Dikutip dari Los Angeles Times, 27 Oktober 2016, sebuah studi mengungkapkan bahwa burung jenis ini menghabiskan hampir seumur hidupnya dalam penerbangan.

Baca juga: Saat Populasi Hewan di Dunia Turun 68 Persen dalam 50 Tahun...

Bahkan burung layang-layang bisa makan, kawin, dan mungkin tidur ketika terbang.

Para peneliti di Lund University, Swedia melengkapi burung layang-layang dewasa dengan sebuah alat untuk melacak pergerakan mereka saat mulai migrasi yang memakan waktu 10 bulan dari Eropa ke sub-Sahara Afrika.

Ketika peneliti menangkap kembali 19 burung saat mereka kembali ke sarangnya, mereka menemukan bahwa walet alpine hampir tak pernah berhenti untuk beristirahat selama perjalanan antarbenua.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Migrasi burung

Ilustrasi burung baru menetas. Ilustrasi burung baru menetas.

Dari 19 burung itu, tiga burung di antaranya benar-benar tak pernah berhenti terbang selama 10 bulan penuh.

"Burung-burung yang mendarat hanya membutuhkan waktu istirahat singkat dan tak pernah melebihi 0,5 persen dari waktu perjalanan mereka," kata ahli biologi Anders Hedenstrom yang memimpin riset itu.

Artinya, burung layang-layang biasa menghabiskan lebih dari 99 persen periode migrasi di udara.

"Mereka tak perlu mendarat kecuali terpaksa karena menghadapi cuaca yang sangat buruk," jelas dia.

Baca juga: Sederet Satwa Ini Ditemukan Hidup Lagi Setelah Dikira Punah, Apa Saja?

Studi ini memecahkan teka-teki lama yang telah membingungkan para ahli burung selama beberapa dekade.

Setiap Agustus, burung walet biasa meninggalkan tempat berkembang biaknya di bagian utara Eropa dan melakukan perjalanan panjang ke hutan hujan di Afrika Tengah.

Mereka kembali pada Juni berikutnya.

Sepanjang 6.000 mil perjalanan, tak ada yang pernah menemukan tanda tempat peristirahatan sementara.

Baca juga: Benarkah Gajah Tidak Pernah Lupa?

Penelitian lebih lanjut

Ilustrasi migrasi burung. Burung migran melakukan migrasi untuk berkembang biak.SHUTTERSTOCK/ F-Focus by Mati Kose Ilustrasi migrasi burung. Burung migran melakukan migrasi untuk berkembang biak.

Dengan menggunakan akselerometer untuk merekam saat burung mengepakkan sayap atau diam (kemungkinan besar di tanah) dan sensor cahaya untuk melacak lokasi mereka, Hedenstrom dan rekannya membuktikan bahwa ini benar.

Itu berarti burung layang-layang memegang rekor untuk waktu penerbangan terlama, mengalahkan kerabatnya burung walet alpen yang mampu terbang hingga enam bulan tanpa henti dan burung fregat yang dapat melintasi Samudera Hindia sekitar dua bulan.

"Fase penerbangan 10 bulan adalah yang terlama yang kami ketehaui dari spesies burung mana pun. Ini rekor," kata Hedenstrom, dilansir dari Science Alar, 28 Oktober 2016.

Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur

Dengan berat hanya 1,5 ons, burung kecil ini memiliki sayap yang relatif lebar, yaitu 16 inci. Sayapnya yang panjang dan sempit serta bentuk tubuh yang ramping menghasilkan gaya hambat minimum.

Burung layang-layang makan saat dalam perjalanan, menggigit ngengat atau serangga lainnya, dan laba-laba tersapu ke udara oleh angin.

Ada kemungkinan, mereka juga tidur sambil meluncur. Namun, butuh penelitian lebih lanjut untuk melihat cara mereka tidur.

"Mereka mungkin melakukan apa yang dilakukan burung fregat dan tidur sambil meluncur," tutur dia.

"Setiap hari, saat senja dan fajar, burung ini biasa naik hingga ketinggian sekitar 2-3 kilometer. Mungkin mereka tidur saat luncuran menurun, tapi kami tidak yakin," sambungnya.

Baca juga: Jalan Panjang Novel Baswedan, dari Sarang Burung Walet hingga Tudingan Tukar Guling Perkara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com