Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Satwa Ini Ditemukan "Hidup Lagi" Setelah Dikira Punah, Apa Saja?

Kompas.com - 16/10/2020, 20:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PBB memperingatkan bahwa setidaknya ada satu juta spesies hewan dan tumbuhan terancam punah di seluruh dunia.

Penurunan dramatis keanekaragaman hayati global ini merupakan krisis tersendiri dan juga ancaman bagi populasi bumi.

Selain itu, hal ini juga menimbulkan risiko langsung terhadap keamanan pangan global dan aktivitas ekonomi di berbagai negara.

Baca juga: Saat Populasi Hewan di Dunia Turun 68 Persen dalam 50 Tahun...

Sejak abad XVI, ratusan spesies vertebrata telah menghilang, dan hampir semuanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti perburuan liar, dan juga hilangnya habitat hewan-hewan tersebut. Hingga kini, ancaman itu tetap ada.

Menurut data yang dihimpun Statista, sekitar 40 persen spesies amfibi, 33 persen terumbu karang, dan 14 persen spesies burung semuanya menghadapi masa depan yang tidak pasti.

Kendati demikian, ada informasi yang memberi secercah harapan, yakni ditemukannya kembali beberapa hewan yang pernah diyakini telah lama punah.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Dikutip dari World Economic Forum, berikut 5 satwa yang muncul kembali dari kepunahan:

1. Tikus Gajah Somalia

Satwa bernama latin Galegeeska revoilii ini terakhir kali terlihat hampir 50 tahun lalu, dan setelah itu diasumsikan punah.

Kemudian, pada Agustus 2020, tim peneliti dan akademisi melaporkan bahwa makhluk mungil yang tampak aneh ini masih hidup dan sehat.

Dikenal sebagai Somali Sengi, hewan seukuran tikus dengan hidung memanjang yang khas mirip gajah, berkembang biak secara baik di Djibouti, negara di kawasan Tanduk Afrika.

Setidaknya ada 20 spesies sejenis di dunia, tapi hewan unik yang satu ini adalah yang paling misterius, hanya ada 39 spesimennya tersimpan.

Sebelumnya, ia diketahui hanya eksis di Somalia.

Baca juga: Bagaimana Cara Gajah Tidur?

2. Kadal Teror

Pada 1872, seorang ahli botani berkebangsaan Perancis Benjamin Balansa, mencatat penemuan kadal saat mengunjungi Kaledonia Baru, sebuah koloni Perancis di kawasan Pasifik.

Ukurannya cukup mencolok, yakni sepanjang 50 sentimeter, sehingga tidak terlalu sulit untuk dikenali.

Kadal ini dinamai kadal "teror" karena mulutnya yang dipenuhi gigi-gigi tajam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com