KOMPAS.com - PBB memperingatkan bahwa setidaknya ada satu juta spesies hewan dan tumbuhan terancam punah di seluruh dunia.
Penurunan dramatis keanekaragaman hayati global ini merupakan krisis tersendiri dan juga ancaman bagi populasi bumi.
Selain itu, hal ini juga menimbulkan risiko langsung terhadap keamanan pangan global dan aktivitas ekonomi di berbagai negara.
Baca juga: Saat Populasi Hewan di Dunia Turun 68 Persen dalam 50 Tahun...
Sejak abad XVI, ratusan spesies vertebrata telah menghilang, dan hampir semuanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti perburuan liar, dan juga hilangnya habitat hewan-hewan tersebut. Hingga kini, ancaman itu tetap ada.
Menurut data yang dihimpun Statista, sekitar 40 persen spesies amfibi, 33 persen terumbu karang, dan 14 persen spesies burung semuanya menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Kendati demikian, ada informasi yang memberi secercah harapan, yakni ditemukannya kembali beberapa hewan yang pernah diyakini telah lama punah.
Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah
Dikutip dari World Economic Forum, berikut 5 satwa yang muncul kembali dari kepunahan:
Satwa bernama latin Galegeeska revoilii ini terakhir kali terlihat hampir 50 tahun lalu, dan setelah itu diasumsikan punah.
Kemudian, pada Agustus 2020, tim peneliti dan akademisi melaporkan bahwa makhluk mungil yang tampak aneh ini masih hidup dan sehat.
Dikenal sebagai Somali Sengi, hewan seukuran tikus dengan hidung memanjang yang khas mirip gajah, berkembang biak secara baik di Djibouti, negara di kawasan Tanduk Afrika.
Setidaknya ada 20 spesies sejenis di dunia, tapi hewan unik yang satu ini adalah yang paling misterius, hanya ada 39 spesimennya tersimpan.
Sebelumnya, ia diketahui hanya eksis di Somalia.
Baca juga: Bagaimana Cara Gajah Tidur?
Pada 1872, seorang ahli botani berkebangsaan Perancis Benjamin Balansa, mencatat penemuan kadal saat mengunjungi Kaledonia Baru, sebuah koloni Perancis di kawasan Pasifik.
Ukurannya cukup mencolok, yakni sepanjang 50 sentimeter, sehingga tidak terlalu sulit untuk dikenali.
Kadal ini dinamai kadal "teror" karena mulutnya yang dipenuhi gigi-gigi tajam.
Namun, setelahnya, kadal ini tak pernah terlihat lagi di kawasan tersebut, diasumsikan sudah punah.
Hingga pada 2003, kadal ini ditemukan kembali oleh para ilmuwan, dan kini lebih banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang mereka.
Baca juga: Mengenal Triggerfish, Ikan dengan Gigi Mirip Manusia
Ada beberapa mamalia berbisa di dunia, dan hewan bernama latin Solenodon cubanus adalah salah satu contohnya.
Menurut publikasi Scientific American, satwa ini pernah "punah" selama beberapa lama, karena tak pernah lagi ditemukan di alam liar.
Meskipun secara teknis tidak pernah punah, jumlahnya sangat sedikit dan penampakannya sangat jarang.
Solenodon Kuba adalah salah satu fosil hidup yang pernah hidup satu zaman dengan dinosaurus, dan bentuknya tak berubah selama jutaan tahun.
Gigitannya cukup mematikan, namun satwa itu kurang memiliki kekuatan dan ketangkasan untuk mempertahankan atau melarikan diri dari bahaya, menjadikannya sasaran empuk predator.
Deforestasi juga berkontribusi pada gangguan populasinya.
Baca juga: Benarkah Makan Ikan Bikin Pintar?
Cahow, atau petrel Bermuda, terakhir kali terlihat di Nonsuch Island di kawasan Bermuda pada 1620.
Setelah itu, mereka tak pernah terlihat lagi. Mereka kemudian "hidup kembali" pada 2020, dan kemunculannya terekam kamera.
Cahow adalah burung yang menggali dan sebagian besar habitat aslinya telah dihancurkan oleh erosi laut dan kerusakan akibat badai.
Pemerintah Bermuda telah membangunkan tempat-tempat khusus bagi mereka untuk bersarang, dan memberlakukan perlindungan terhadap keberadaan mereka.
Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur
Burung ini telah dianggap punah setelah penampakan terakhirnya pada 1912.
Pada 1990, satu individu ditemukan di negara bagian Queensland. Sayangnya, mati tak lama kemudian.
Perlu 23 tahun lagi sebelum ada kemunculan lagi yang dicatat seorang peneliti.
Lokasinya sama dengan penampakan pertama, di tempat yang hingga kini dirahasiakan untuk melindungi burung-burung tersebut.
Pemerintah negara bagian Queensland mengawasi secara ketat suaka margasatwa tempat burung-burung tersebut hidup.
Baca juga: Bertambah Dua Ekor, Bagaimana Kondisi Konservasi Badak Jawa di Ujung Kulon?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.