Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
"Mana mungkin kita akan mendorong Merdeka Belajar lalu memaksa-maksa mahasiswa untuk belajar. Tidak ya, jadi mohon klarifikasi apa pun yang kita lakukan pasti dalam asas dan spirit kemerdekaan. Merdeka, sukarela, dan mahasiswa dan siswa memilih sendiri," kata Nadiem, seperti diberitakan Kompas.com, 27 Agustus 2020.
Menurut Nadiem, dia dan Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono, mendiskusikan program Kampus Merdeka.
Dalam program itu, dalam satu semester, mahasiswa bisa memilih untuk ikut magang, masuk program mengajar, dan masuk program pelatihan militer Kemenhan.
Pada 19 Agustus 2020, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, program pendidikan bela negara yang diinisiasi Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bukan merupakan pendidikan militer.
Kemenhan akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam mewujudkan program tersebut.
Menurut Trenggono, bela negara tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa, tetapi ditujukan untuk semua warga negara.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi di media sosial mengenai mahasiswa wajib mengikuti pendidikan militer keliru. Pendidikan militer merupakan bagian dari program bela negara, tetap tidak bersifat wajib.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.