Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kebijakan Ujian Sekolah Sejumlah Negara di Tengah Pandemi Covid-19...

Kompas.com - 23/08/2020, 19:53 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah negara di Eropa memutuskan untuk membatalkan, menunda, atau menyesuaikan ujian sekolah karena pandemi virus corona yang masih terjadi di banyak negara.

Namun, ada juga sebagian kecil negara bagian yang melangsungkan ujian kelulusan sekolah.

Dilansir dari The Guardian, 12 Agustus 2020, sebanyak 16 negara bagian di Jerman awalnya mempertimbangkan apakah diperlukan ujian kelulusan sekolah, terutama SMA, untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang kuliah.

Meski sekolah tutup secara nasional, belasan negara bagian sepakat akan tetap melangsungkan ujian kelulusan bagi pelajar SMA.

Sejumlah siswa protes karena khawatir ancaman kesehatan dan tekanan psikologis.

Namun, ujian tetap dilakukan dengan segelintir siswa yang hadir. Mereka harus berjarak minimal 1,5 meter dan wajib memakai masker.

Baca juga: Klaster Covid-19 di Sekolah Bermunculan, FSGI: Jangan Korbankan Guru dan Siswa

Dalam ujian itu, beberapa negara bagian melaporkan hasil bahwa siswa fokus mengerjakan ujian.

Di Italia, sekitar 500.000 siswa mengambil ujian lisan yang diselenggarakan pada pertengahan Juni.

Ini merupakan momen pertama kalinya mereka kembali ke sekolah sejak belajar dari rumah yang dilakukan sejak awal Maret 2020.

Sementara, Rebuplik Ceko menunda ujian akhir sekolah, dan Perancis membatalkan seluruh program ujian sarjana muda untuk pertama kalinya.

Menteri Pendidikan Perancis, Jean-Michel Blanquer mengatakan, 740.000 siswa akan diberi nilai rata-rata untuk setiap mata pelajaran berdasarkan tugas dan tes selama dua semester pertama.

Selain itu, penguji akan menilai dan menyesuaikan nilai siswa dengan rata-rata nasional dan catatan ujian sekolah sebelumnya.

Baca juga: Sekolah di Zona Kuning Boleh Buka, FSGI Ingatkan Risiko Klaster Baru di Sekolah

Inggris

Di Inggris, melansir Reuters, 20 Agustus 2020, Pemerintah Inggris menghadapi kritik atas kebijakan penilaian ujian sekolah setelah hasil ujian ratusan ribu siswa ditarik.

Protes ini meluas. Sekretaris Pendidikan Gavin Williamson dituduh gagal terkait kebijakan pemberian nilai yang diberikan kepada siswa yang tidak dapat mengikuti ujian karena pandemi Covid-19.

Pihak berwenang menyatakan, mereka akan menghitung ulang nilai BTEC (nilai untuk kualifikasi penjurusan), hanya dalam beberapa jam sebelum siswa menerima hasilnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com