Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 21 Juli: 14,8 Juta Orang Terinfeksi | Peringatan Kasus Covid-19 di Afrika

Kompas.com - 21/07/2020, 08:36 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber Al Jazeera

Hal itu bersamaan dengan langkah pihak berwenang saat berjuang untuk menahan agar tidak terjadinya klaster baru, terutama di wilayah Catalonia dan Aragon.

Setelah melaporkan ribuan kasus dan ratusan kematian per hari selama puncak virus corona pada awal April lalu, kini Spanyol berhasil memperlambat adanya kasus baru.

Namun, karena pembatasan pergerakan dicabut dan warga Spanyol kembali ke kehidupan sehari-hari, muncul 201 klaster baru.

Mayoritas klaster berada di dalam dan di sekitar kota-kota Catalan di Barcelona dan Lleida.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

Denmark

Negara di Eropa, Denmark, mengizinkan pelaut yang terdampar di tengah laut untuk menurunkan jangkar di wilayahnya.

Para pelaut yang terdampar di lautan lepas tersebut nantinya agar dapat bertemu kembali dengan teman dan keluarga mereka yang sudah lama menunggu.

Sejak wabah virus corona menyentuh angka 200.000, banyak pelaut yang terdampar di kapal dagang mereka.

Hal itu karena pembatasan perjalanan yang telah membuat para pelaut untuk menyandarkan kapal mereka ke pesisir.

"Sementara banyak orang Denmark menggunakan krisis corona untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga, banyak pelaut Denmark harus hidup tanpa keluarga dan teman lebih lama dari biasanya," kata Menteri Bisnis Simon Kollerup.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Meningkatnya penyebaran Covid-19 di Afrika

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa kesulitan mengenakan masker ketika mengumumkan kelonggaran dalam penerapan lockdown guna memerangi virus corona. Upayanya itu kemudian menjadi viral dan menjadi bahan lelucon netizen di Twitter.The Sun via YouTube Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa kesulitan mengenakan masker ketika mengumumkan kelonggaran dalam penerapan lockdown guna memerangi virus corona. Upayanya itu kemudian menjadi viral dan menjadi bahan lelucon netizen di Twitter.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku prihatin atas meningkatnya penyebaran Covid-19 di Afrika.

Negara-negara Afrika membutuhkan bantuan mendesak untuk membangun sistem kesehatan mereka karena virus corona terus menyebar dengan cepat.

Kepala operasi darurat WHO Mike Ryan mengatakan, meskipun jumlah kasus di beberapa negara masih rendah, tingkat kenaikan telah sangat tinggi sejak minggu lalu.

"Saya sangat prihatin saat ini bahwa kita mulai melihat percepatan penyakit di Afrika, dan kita harus menanggapinya dengan sangat serius," kata Ryan.

Dengan lebih dari 360.000 kasus Covid-19 dan lebih dari 5.000 kematian, Afrika Selatan menjadi yang paling parah tertimpa pandemi di Afrika.

"Afrika Selatan sayangnya mungkin menjadi pelopor. Ini mungkin peringatan untuk apa yang akan terjadi di seluruh Afrika," kata Ryan.

Baca juga: Menengok Bagaimana Ebola Membantu Afrika Menghadapi Virus Corona...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com