Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sleeping Beauty Syndrome?

Kompas.com - 19/07/2020, 14:48 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

  • Halusinasi
  • Disorientasi
  • Mudah marah
  • Perilaku kekanak-kanakan
  • Nafsu makan meningkat
  • Dorongan seks yang berlebihan

Gejala-gejala tersebut bisa terjadi karena berkurangnya aliran darah ke bagian otak selama mengalami sindrom ini.

Hal lain yang perlu diketahui, KLS merupakan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Sindrom dapat berulang secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.

Kebanyakan orang melanjutkan aktivitas normal setelah melewati fase disfungsi perilaku atau fisik. Namun, mereka mungkin memiliki sedikit memori tentang apa yang terjadi selama mengalami sleeping beauty syndrome.

Penyebab KLS atau sleeping beauty syndrome

Hingga kini, penyebab pasti terjadinya KLS belum diketahui.

Tetapi, beberapa dokter percaya faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom ini.

Misalnya, sindrom akan muncul dari cedera di hipotalamus, bagian otak yang mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh.

Misalnya, saat Anda jatuh dan mengalami cedera kelapa. Akan tetapi, butuh lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi kondisi ini.

Beberapa orang mengalami KLS setelah terjadi infeksi, dan dianggap seperti flu.

Hal ini membuat beberapa peneliti percaya bahwa sindrom ini mungkin merupakan jenis gangguan autoimun.

Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri.

Beberapa insiden KLS mungkin juga bersifat genetik. Ada kasus di mana gangguan tersebut memengaruhi lebih dari satu orang dalam sebuah keluarga.

Diagnosis KLS

KLS adalah kelainan yang sulit didiagnosis. Karena dapat terjadi dengan diawali gejala kejiwaan, beberapa orang salah didiagnosis dengan gangguan kejiwaan.

Akibatnya, dibutuhkan rata-rata empat tahun bagi seseorang untuk menerima diagnosis yang akurat.

Tidak ada tes tunggal untuk membantu dokter mengonfirmasi kondisi ini.

Dokter dapat melakukan serangkaian tes untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com