Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sleeping Beauty Syndrome?

Kompas.com - 19/07/2020, 14:48 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sleeping Beauty Syndrome. Sindrom gangguan tidur langka ini juga dikenal dengan Kleine-Levin Syndrome (KLS).

Lalu, apa itu sleeping beauty syndrome atau Kleine-Levin Syndrome (KLS)?

Melansir Kleine-Levin Syndrome Foundation, sleeping beauty syndrome atau KLS merupakan kelainan neurologis yang langka.

Sindrom ini ditandai dengan periode berulang durasi tidur yang berlebihan dan perilaku yang berubah. Gangguan ini bisa menyerang remaja, anak-anak, dan orang dewasa yang lebih muda.

Sementara, Healthline menuliskan, sleeping beauty syndrome dapat membuat penderitanya tidur 20 jam dalam sehari.

KLS dapat menyebabkan perubahan perilaku dan kebingungan.

Pada awal merasakan sleeping beauty syndrome, seseorang bisa merasakan kantuk yang luar biasa dan tidur hampir sepanjang malam (hipersomnensi).

Mereka hanya terbangun untuk makan atau pergi ke kamar mandi. Hal ini bisa berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan. Akibatnya, penderita tidak bisa melakukan keseharian seperti bekerja dan sekolah.

Sindrom KLS bisa datang dan pergi selama periode waktu yang panjang. Terkadang aktif dan pasif selama 10 tahun.

Sebagian besar yang mengalami sleeping beauty syndrome mengaku tidak fokus dan mereka sangat sensitif terhadap kebisingan serta cahaya.

Baca juga: Sindrom Sleeping Beauty, Kelainan yang Membuat Orang Tidur Sangat Lama

Apa gejala sleeping beauty syndrome?

.SHUTTERSTOCK .
Orang yang hidup dengan sindrom ini mungkin tidak mengalami gejalanya setiap hari.  

Ketika gejala muncul, mereka dapat merasakannya selama beberapa hari, minggu, atau bahkan berbulan-bulan.

Gejala umum yang terjadi juga termasuk rasa kantuk yang ekstrem. Ada keinginan kuat untuk tidur dan kesulitan bangun pada pagi hari. 

Kelelahan bisa menjadikan kondisi lebih parah, sehingga penderita KLS terbaring di tempat tidur sampai sebuah episode berlalu.

Tak hanya itu, mengalami sleeping beauty syndrome juga bisa memicu gejala lain, di antaranya:

  • Halusinasi
  • Disorientasi
  • Mudah marah
  • Perilaku kekanak-kanakan
  • Nafsu makan meningkat
  • Dorongan seks yang berlebihan

Gejala-gejala tersebut bisa terjadi karena berkurangnya aliran darah ke bagian otak selama mengalami sindrom ini.

Hal lain yang perlu diketahui, KLS merupakan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Sindrom dapat berulang secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.

Kebanyakan orang melanjutkan aktivitas normal setelah melewati fase disfungsi perilaku atau fisik. Namun, mereka mungkin memiliki sedikit memori tentang apa yang terjadi selama mengalami sleeping beauty syndrome.

Penyebab KLS atau sleeping beauty syndrome

Ilustrasi deep sleep, tidur nyenyak, tidur.Shutterstock Ilustrasi deep sleep, tidur nyenyak, tidur.
Hingga kini, penyebab pasti terjadinya KLS belum diketahui.

Tetapi, beberapa dokter percaya faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom ini.

Misalnya, sindrom akan muncul dari cedera di hipotalamus, bagian otak yang mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh.

Misalnya, saat Anda jatuh dan mengalami cedera kelapa. Akan tetapi, butuh lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi kondisi ini.

Beberapa orang mengalami KLS setelah terjadi infeksi, dan dianggap seperti flu.

Hal ini membuat beberapa peneliti percaya bahwa sindrom ini mungkin merupakan jenis gangguan autoimun.

Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri.

Beberapa insiden KLS mungkin juga bersifat genetik. Ada kasus di mana gangguan tersebut memengaruhi lebih dari satu orang dalam sebuah keluarga.

Diagnosis KLS

KLS adalah kelainan yang sulit didiagnosis. Karena dapat terjadi dengan diawali gejala kejiwaan, beberapa orang salah didiagnosis dengan gangguan kejiwaan.

Akibatnya, dibutuhkan rata-rata empat tahun bagi seseorang untuk menerima diagnosis yang akurat.

Tidak ada tes tunggal untuk membantu dokter mengonfirmasi kondisi ini.

Dokter dapat melakukan serangkaian tes untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.

Sementara itu, gejala KLS bisa hampir sama dengan kondisi kesehatan lainnya. Oleh karena itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan uji diagnostik.

Tindakan pemeriksaan termasuk pengambilan darah, studi tidur, dan tes pencitraan. Selain itu, dimungkinkan adanya CT scan atau MRI pada kepala pasien.

ilustrasi tidur tanpa bantalshutterstock/Rapeepat Pornsipak ilustrasi tidur tanpa bantal
Untuk mendiagnosis sleeping beauty syndrome, dokter juga akan menggunakan serangkaian tes untuk memeriksa dan mengesampingkan kondisi diabetes, hipotiroidisme, tumor, peradangan, infeksi, dan gangguan tidur lainnya, serta kondisi neurologis.

Rasa kantuk yang berlebihan juga merupakan karakteristik depresi.

Jika menemukan hal demikian, dokter akan menyarankan evaluasi kesehatan mental. Tindakan ini akan membantu dokter menilai apakah gejalanya disebabkan oleh depresi berat atau gangguan mood lainnya.

Hidup dengan KLS

Karena sleeping beauty syndrome bisa terjadi dalam rentang 10 tahun atau lebih, hidup dengan kondisi ini dapat memiliki dampak luar biasa pada kehidupan penderitanya.

Gangguan ini akan mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja, pergi ke sekolah, dan membina hubungan dengan teman dan keluarga.

Selain itu, KLS juga dapat memicu kecemasan dan depresi, terutama karena seseorang tidak tahu kapan gangguan ini akan terjadi atau berapa lama akan berlangsung.

Penderita juga ada yang mengalami lapar luar biasa sehingga makan berlebihan selama mengalami sleeping beauty syndrome. Hal ini menyebabkan penderita mengalami kenaikan berat badan.

Mereka yang hidup dengan KLS harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi saat sindrom ini datang.

Memahami gejala dan cara mengidentifikasinya penting dilakukan untuk menghindarkan potensi yang terjadi saat seseorang mengalami sleeping beauty syndrome.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com