Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Aktivitas, Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada

Kompas.com - 17/07/2020, 19:56 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usai mengalami peningkatan aktivitas sejak Kamis (16/7/2020), status Gunung Raung dinaikkan dari level I (normal) menjadi level II (waspada) per tanggal 17 Juli 2020 pukul 14.00 WIB.

Berdasarkan keterangan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kepada Kompas.com, Jumat (17/7/2020), tingkat aktivitas Gunung Raung telah berada di status level I (normal) sejak 24 Oktober 2016.

Sebelumnya, pada 2015, Gunung Raung pernah mengalami erupsi besar disertai gempa tremor dengan amplitudo 29 milimeter hingga 32 milimeter.

Erupsi saat itu juga mengakibatkan hujan abu di wilayah Banyuwangi hingga ke daerah yang berjarak 30 km dari Gunung Raung.

Baca juga: Temuan Bata Kuno di Jember, Permukiman Tenggelam karena Letusan Gunung Raung?

Data pemantauan

Menurut data pemantauan PVMBG, pada 16 Juli 2020 pukul 10.52 WIB, secara virtual, teramati kenaikan tinggi asap embusan menjadi 100 meter dari puncak disertai perubahan warna menjadi putih kecokelatan.

Kemudian, pada pukul 13.56 WIB, teramati perubahan warna kolom embusan menjadi warna putih kelabu, dengan ketinggian 100 meter dari atas puncak.

Teramati 60 kali embusan/erupsi sejak pukul 10.52 WIB, berupa kolom abu berwarna kelabu dan kemerahan, dengan ketinggian 50-200 meter.

Pada 17 Juli 2020 pukul 00.00-06.00 WIB, erupsi masih terus terjadi sebanyak 26 kali dan menghasilkan kolom abu berwarna cokelat dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50-200 meter di atas puncak/kawah.

Selain visual, secara kegempaan, jumlah gempa embusan terus meningkat sejak tanggal 16 Juli 2020 pukul 10.52 WIB, diikuti kemunculan tremor non-harmonik dan gempa letusan.

Kemudian, pada 17 Juli 2020, hingga pukul 06.00 WIB, telah terekam 26 kali gempa letusan dan 20 getaran tremor non-harmonik.

Baca juga: Gunung Ijen Ditutup, Gunung Raung Bisa Jadi Alternatif Pendakian

Analisis, potensi bahaya, dan rekomendasi

Berdasarkan data pantauan tersebut, tinggi kolom embusan gas/abu dan warna kolom embusan mulai mengalami perubahan pada 16 Juli 2020.

"Warna kolom embusan mengindikasikan adanya material abu yang terbawa ke permukaan," kata Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangan resminya kepada Kompas.com, Jumat (17/7/2020).

Kemudian, jumlah gempa embusan mengalami kenaikkan dan diikuti oleh kemunculan jenis gempa vulkanik lainnya, yaitu tremor dan letusan. Kondisi ini mengindikasikan adanya suplai magma dari kedalaman di bawah kawah puncak Gunung Raung.

Sementara itu, terkait potensi bahaya, sebaran material dari embusan abu pada 16-17 Juli 2020 disebut masih berada di sekitar kawah atau puncak Gunung Raung, yaitu Kawasan Rawan Bencana III.

Baca juga: Gunung Raung Dilalap Api, Ini Daftar Gunung yang Terbakar Sepanjang 2019

Namun demikian, sebaran abu dapat terbawa ke daerah yang lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Tren
Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com