KOMPAS.com - Media sosial baru-baru ini tengah diramaikan dengan adanya unggahan tagihan rumah sakit dari penanganan pasien Covid-19 yang jumlahnya cukup mencengangkan.
Salah satu warganet yang mengunggah soal tagihan rumah sakit tersebut yakni akun Twitter Juno, @jtuvanyx pada Selasa (9/6/2020).
"Ini biaya perawatan gw sblm masuk Wisma Atlet dulu. Krn hasil swab blm keluar jd merujuk pd diagnosa Bronchopneumonia (BP).
Kalo ada tmn/kenalan kalian yg bkeliaran di luar tnp masker dan ga soc distancing sodorin tagihan ini aja
Udah siap bayar biaya2nya kalo kena Covid?" tulis Juno dalam twitnya.
Baca juga: Kisah Juno, Survivor yang Berjuang Melawan Covid-19 Selama 91 Hari
Ini biaya perawatan gw sblm masuk Wisma Atlet dulu. Krn hasil swab blm keluar jd merujuk pd diagnosa Bronchopneumonia (BP).
Kalo ada tmn/kenalan kalian yg bkeliaran di luar tnp masker dan ga soc distancing sodorin tagihan ini aja
Udah siap bayar biaya2nya kalo kena Covid? pic.twitter.com/hG1WUzaAZH
— ?Juno? (@jtuvanyx) June 9, 2020
Baca juga: Rekor 1.331 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Berikut 4 Faktor Pemicunya...
Setelah Juno mengunggah foto tagihan rumah sakit, sejumlah warganet pun turut mengunggah foto tagihan rumah sakit dari penanganan Covid-19, tidak hanya puluhan juta, namun tagihan ada yang mencapai angka ratusan juta.
Akun Twitter Oky, @okyisokay mengunggah foto tagihan rumah sakit sebesar Rp 294.317.300 untuk perawatan pasien Covid selama 57 hari.
"Saya dikirimi contoh lain soal biaya pasien C-19. Hal-hal kayak gini gak permisi dulu, gak WA dulu, kalau sudah terjadi bisa apa," tulis Oky dalam twitnya.
Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin
Saya dikirimi contoh lain soal biaya pasien c-19 ????
— Oky ???? (@okyisokay) June 10, 2020
Hal2 kaya gini ga permisi dulu, ga wa dulu, kalau sudah terjadi bisa apa. pic.twitter.com/HeOTdw0G8X
Lantas, apa yang menjadi penyebab begitu mahalnya biaya perawatan atau penanganan Covid-19?
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyampaikan, ada beberapa tahapan di RS yang harus dilakukan pada pasien Covid-19 dan biaya ketersediaan alat medis tidaklah murah.
"Pertama, tes rapid itu tidak gratis, kalau orang dengan Covid-19 itu dites dulu positif, nunggu Polymerase Chain Reaction (PCR)-nya, biasanya dalam sekali tes habis Rp 1 juta," ujar Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020).
Setelah tes PCR, pasien dengan hasil positif akan menjalani masa karantina dengan rawat inap di Rumah Sakit (RS) yang tentunya membuat biaya bertambah.
Baca juga: Jadi Syarat Saat Bepergian di Era New Normal, Apa Itu PCR dan Mengapa Mahal?
Selain itu, menurutnya obat untuk perawatan medis pasien Covid-19 juga tidaklah murah.
"Kalau sekarang yang rutin diberikan yang rawat inap diberi obat anti pembekuan darah, tapi ada juga yang molekuler itu yang lumayan mahal, sekali suntik Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dalam satu obat, belum obat-obatan yang lainnya," lanjut dia.
Tak hanya dari biaya obat yang relatif mahal, pelayanan ruangan pun menjadi salah satu indikator membengkaknya tagihan RS untuk pasien Covid-19.