Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
"Pemerintah tidak akan melakukan herd immunity, yang di pikiran orang-orang itu pemerintah mau melakukan herd immunity, itu salah," ujar Wiku saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).
Menurut Wiku, herd immunity bakal terjadi jika ada infeksi massal.
Tetapi, jika masyarakat Indonesia patuh menjalankan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak fisik, maka tidak akan terjadi herd immunity.
"Herd itu kan artinya di bahasa Indonesia adalah kawanan. Jadi, sekumpulan orang itu nantinya mendapatkan imunitas. Semakin banyak yang berimunitas, semakin selesai masalahnya, virusnya enggak bisa bereaksi lagi. Tapi, pemerintah tidak akan melakukan itu," lanjut dia.
Wiku menyayangkan informasi yang disampaikan perempuan dalam video viral tersebut.
"Siapa bilang pemerintah akan melakukan itu? Dia itu bukan orang pemerintah. Pemerintah tidak akan melakukan itu," ujar Wiku.
Ia menyampaikan, dalam penanganan Covid-19 ada prakondisi, timing, prioritas, koordinasi dengan pemerintah daerah, dan ada monitoring evaluasi yang dilakukan di beberapa daerah.
Terkait penyebutan pembukaan mal yang dinarasikan Fitri, Wiku meluruskan bahwa pembukaan mal bukan tanda-tanda dimulainya herd immunity.
Ia menjelaskan, pembukaan mal dilakukan untuk mengembalikan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Wiku mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.