Selanjutnya, secara bertahap pemerintah akan membuka sektor-sektor lainnya seperti pariwisata, perhubungan, manufaktur, perkebunan, hingga perdagangan khususnya pasar tradisional.
Pemerintah yakin, dengan tatanan kehidupan baru dan kembali bergulirnya kegiatan ekonomi bisa menyelamatkan Indonesia dari resesi.
Kebijakan new normal yang terkesan dipaksakan ini dikhawatirkan akan berdampak pada meningkatnya jumlah kasus Covid-19.
Sebab, hingga saat ini angka kasus pasien yang positif Covid-19 masih tinggi. Selain itu, sejumlah pakar memprediksi bahwa Juni ini masih menjadi puncak pandemi.
Pemerintah harus belajar dari pengalaman Korea Selatan yang sempat dianggap berhasil mengendalikan covid-19 lalu melonggarkan aktivitas masyarakat dan bersiap transisi menuju new normal.
Namun, alih-alih berhasil menerapkan skenario new normal, malah muncul ledakan baru kasus Corona di negara tersebut.
Selain itu, sejumlah daerah juga masih rentan dengan penyebaran virus ini seperti di Jawa Timur yang angkanya terus naik signifikan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah mengkaji secara mendalam rencana penerapan new normal ini. Sebab, jika tidak diperhitungkan dengan matang, berpotensi terjadi ledakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Mengapa pemerintah menerapkan new normal di saat pandemi masih terjadi? Apakah pemerintah telah melakukan kajian terkait kebijakan ini? Apa dampak kebijakan ini jika tidak dilakukan secara hati-hati?
Apakah masyarakat sudah siap menjalani kebijakan ini? Benarkah kebijakan ini semata karena alasan ekonomi? Apa benar Indonesia bisa resesi jika tak menerapkan kebijakan ini?
Ikuti pembahasannya dalam talkshow Dua Arah, Senin (1/6/2020) yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 22.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.