Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tips Jaga Kesehatan Mata Saat WFH

Kompas.com - 13/05/2020, 19:43 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com  -  Pandemi virus corona membuat sebagian besar orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, mulai dari sekolah, bekerja, hingga berkegiatan lain.

Sebagian besar waktu pun dihabiskan pada layar komputer ataupun ponsel saat menjalani Work From Home (WFH).

Kondisi tersebut dapat menyebabkan tegangan pada mata. Pengurangan waktu untuk menghabiskan waktu di depan layar mungkin tidak dapat dilakukan karena koordinasi dan pekerjaan seluruhnya dilakukan melalui media tersebut. 

Namun, Anda dapat melakukan sejumlah langkah untuk melindungi mata ketika menghabiskan sebagian besar waktu di depan layar.

Melansir laman resmi Gleneagles Hospital, berikut adalah sejumlah tips penting yang dapat dilakukan untuk melindungi mata selama WFH ini:

Baca juga: Menjajal Pemeriksaan Kesehatan Mata Secara Virtual

1. Menyesuaikan posisi layar

Pastikan bahwa monitor berada tepat di hadapan Anda, atau sekitar sejauh satu lengan.

Posisikan bagian atas layar sedemikian rupa hingga berada pada atau tepat di bawah ketinggian mata. 

Posisi ini diperlukan untuk memastikan bahwa Anda tidak menatap ke atas layar. Sebab, posisi tersebut dapat meningkatkan ketegangan mata.

2. Mengatur kecerahan dan kontras

Sesuaikan tingkat kecerahan layar hingga nyaman, yaitu hampir sama dengan tingkat kecerahan di sekeliling.

Pengaturan ini dapat membantu meningkatkan kontras pada layar Anda untuk menurunkan tegangan mata.

Baca juga: Coming Home with Leila Chudori: Kesehatan Mental Seniman di Mata Nova Riyanti Yusuf

3. Meminimalkan kesilauan

Pasang pelindung layar anti silau atau matte untuk mengurangi sorotan atau kesilauan dari cahaya yang dipantulkan kembali dari monitor.

Jika Anda mengenakan kacamata, belilah lensa dengan lapisan anti pantulan (AR). Lensa ini dapat membantu mengurangi silau dengan meminimalkan jumlah cahaya yang dipantulkan dari permukaan depan dan belakang dari lensa kacamata.

Selain itu, Anda juga dapat mengurangi silau dari lingkungan sekitar dengan tirai.

Jika memungkinkan, posisikan monitor sehingga jendela ada di samping Anda, daripada di depan atau di belakang layar Anda. 

4. Memilih kacamata yang tepat

Anda dapat menemui dokter mata untuk meminta resep yang memungkinkan fokus mata secara khusus pada jarak layar.

Jika Anda menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, cobalah untuk tidak mengenakan lensa kontak. Sebab, penggunaan lensa kontak ini dapat memperburuk gejala mata kering yang Anda alami.

Baca juga: Gara-gara Drama Korea Ini, Sandra Dewi Menangis Sampai Mata Bengkak

5. Aturan 20-20-20

Penting untuk melakukan jeda teratur menggunakan aturan 20-20-20. 

Untuk setiap 20 menit menatap layar, lihatlah ke sesuatu yang berjarak 20 kaki dalam waktu setidaknya 20 detik.

6. Istirahat

Setiap 30 menit, penting untuk meninggalkan layar sepenuhnya. Jalan-jalanlah di sekitar ruangan dan regangkan lengan dan kaki. 

Lakukan peregangan ringan untuk leher, bahu, dan punggung untuk membuatnya rileks.

Kegiatan ini dapat membantu menurunkan risiko sakit kepala ataupun sakit leher, punggung, dan bahu yang berhubungan dengan penggunaan komputer dalam waktu lama.

Baca juga: Mata Ikan pada Kaki, Benarkah Bisa Diobati dengan Bubuk Kunyit?

7. Mengedipkan mata

Ketika menggunakan gawai, kedipan mata yang dilakukan cenderung menurun. Kondisi ini dapat memicu terjadinya mata kering.

Mengedipkan mata membantu melembabkan dan menyegarkan mata. Jadi, kedipkan mata sesering mungkin. 

8. Gunakan cairan mata buatan

Anda dapat memperoleh cairan mata buatan yang dijual bebas untuk meredakan mata kering.

Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi dokter mata yang dapat menyarankan obat tetes yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Obat tetes mata yang tidak mengandung bahan pengawet dapat digunakan sesering yang Anda butuhkan.

Namun, jika obat tetes mata yang digunakan mengandung bahan pengawet, jangan menggunakannya lebih dari 4 kali sehari.

Baca juga: Riset: Virus Corona Bisa Menular dari Cairan Mata, Perlukah Kaca Mata?

9. Perhatikan kualitas dan kelembaban udara

Kualitas dan kelembaban udara dari ruangan Anda di rumah juga perlu diperhatikan.

Hindari untuk mengarahkan kipas angin langsung ke wajah, karena dapat menyebabkan mata menjadi lebih kering.

Kebanyakan gejala ketegangan mata yang disebabkan oleh penggunaan komputer ini hanya bersifat sementara dan akan berkurang setelah berhenti menggunakannya.

Namun, jika gejala mata terus menerus terjadi, kunjungi dokter spesialis mata untuk diperiksa dengan lebih dalam.

Baca juga: Mata Kaki Mick Doohan Remuk Gara-gara Kecelakaan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Tren
Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Tren
IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com