Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Baru di China dan Korea Selatan Tunjukkan Risiko Pelonggaran Lockdown

Kompas.com - 11/05/2020, 19:15 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Klaster baru dari kasus virus corona kembali muncul di Ibu Kota Korea Selatan, Seoul.

Kemunculan klaster baru ini menimbulkan kekhawatiran akan gelombang kedua infeksi Covid-19 di negara-negara Asia Timur.

Korea Selatan merupakan salah satu negara yang harus menghadapi pandemi ini pada awal kemunculannya. 

Setelah berminggu-minggu melakukan tindakan seperti penetapan jarak fisik dan pengawasan, negara ini pun mulai melonggarkan pembatasan.

Namun, kemunculan klaster baru ini mengubah persepsi akan kondisi pandemi dan kelonggaran tersebut.

"Kita tidak boleh menurunkan kewaspadaan kita mengenai pencegahan epidemi" kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-In sebagaimana dikutip dari CNN, Senin (11/5/2020).

Selain Korea Selatan, China juga memberlakukan pembatasan baru setelah dua kota melaporkan adanya kasus baru virus corona.

Baca juga: Sempat Melandai, Kasus Corona di Korea Selatan Kembali Melonjak, Ini Penyebabnya...

Infeksi baru salah satunya muncul di Kota Wuhan, yang merupakan kota pertama kasus virus corona diidentifikasi.

Sebelumnya, kondisi di kota ini mulai relatif normal setelah menjalani penguncian selama 76 hari.

Pada Senin (11/5/2020), pejabat kota mengatakan ada 5 kasus baru yang telah dikonfirmasi di Wuhan dan tidak ada yang berasal dari luar negeri.

Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional China Mi Feng mendesak masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan perlindungan pribadi terhadap virus.

Ia menambahkan bahwa kemunculan klaster baru ini adalah pengingat untuk tetap menghindari pertemuan sosial dan mencari bantuan medis atau menjalani pemeriksaan apabila menunjukkan gejala.

Baca juga: Klaster Baru Virus Corona Korea Selatan Muncul dari Klub di Seoul

Menjaga kewaspadaan

Sepasang warga Korsel nampak bergandengan tangan di kota Seoul. Hari ini (6/5/2020) Pemerintah Korsel mulai melonggarkan kebijakan social distancing dan warga mulai berkativitas secara normal.Asia News Sepasang warga Korsel nampak bergandengan tangan di kota Seoul. Hari ini (6/5/2020) Pemerintah Korsel mulai melonggarkan kebijakan social distancing dan warga mulai berkativitas secara normal.
Sebelum kemunculan kasus-kasus baru ini, tingkat pertambahan infeksi di China dan Korea Selatan telah melambat dan penularan lokal pun tampak telah terhenti.

Adapun Korea Selatan, juga telah dipuji secara global dengan penanganan awalnya pada pandemi virus corona yang terjadi di wilayahnya. 

Kasus-kasus baru ini kemungkinan dapat dikendalikan.

Namun, fakta bahwa dua negara dengan jumlah infeksi yang telah menurun drastis kembali melaporkan kasus harus menjadi perhatian utama.

Pengamat mencontohkan pada Singapura. Awal April 2020, negara ini memiliki kurang dari 2.000 kasus. Namun, saat ini, ada lebih dari 23.000 kasus.

Ada risiko yang muncul dari anggapan bahwa suatu negara telah selesai bertempur melawan pandemi ini. 

Adapun Hong Kong disebut sebagai salah satu negara yang berhasil menahan gelombang kedua virus corona saat jumlah infeksinya sempat diprediksi akan mendekati Singapura. 

Hong Kong telah melewati 21 hari tanpa adanya infeksi lokal. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan untuk dinyatakan bebas corona pada akhir bulan ini. 

Namun, semuanya belum benar-benar berakhir. 

Apa yang ditunjukkan oleh berbagai kondisi saat ini membutuhkan kewaspadaan yang terus menerus dan kesabaran.

Baca juga: Warga Korea Selatan Mulai Beraktivitas Normal Setelah Kasus Covid-19 Menurun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com