Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kita Melakukan Perjalanan Setelah Pandemi Virus Corona, Akankah Berubah?

Kompas.com - 03/05/2020, 10:18 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona telah "menjungkirbalikkan" segala hal, termasuk segala kebiasaan yang selama ini berjalan.

Pasca-pandemi, sejumlah ahli memprediksi, kebiasaan-kebiasaan akan banyak mengalami perubahan.

Salah satunya, terkait kebiasaan kita saat melakukan perjalanan atau travelling. Meskipun, hingga saat ini kita belum mengetahui kapan hal itu bisa dilakukan kembali.

Melansir Huffpost, 30 April 2020, salah satu pendiri dan CEO aplikasi perjalanan, TripScout, Konrad Waliszewski meyakini, segala sesuatu akan normal kembali ketika semua orang sudah diperbolehkan kembali melakukan perjalanan.

"Ini akan mengalir normal kembali, karena para pelancong tertentu merasa lebih nyaman dan memiliki destinasi tertentu, seperti biasanya," ujar Waliszewski.

Namun, ketika memulai perjalanan baru, perjalanan kita tentu akan berbeda dalam banyak hal.

Kepada sejumlah ahli, Huffpost meminta pendapat dan prediksi mereka mengenai kebiasaan-kebiasaan baru yang mungkin terjadi pasca-pandemi virus corona.

Kebiasaan yang mengubah cara kita melakukan perjalanan.

Baca juga: Setelah Lebih dari 100 Hari Virus Corona Mengubah Wajah Dunia...

Bandara akan menerapkan sistem baru

Pendiri dan CEO The Points Guy, situs web dan blog perjalanan di Amerika Serikat, Brian Kelly mengatakan, untuk mengatasi antrean pelancong di bandara, menurut dia, bisa menggunakan teknologi untuk mempercepat proses ini.

Misalnya, menggunakan sistem pengenalan wajah untuk mengidentifikasi dan memeriksa penumpang. Hal ini dinilainya bisa mengurangi interaksi antar-manusia, mempercepat proses di bandara, dan mengurangi kepadatan calon penumpang.

Brian menyebutkan, sistem yang melibatkan identifikasi sidik jari bisa diganti dengan pemindaian retian untuk mengurangi orang-orang menyentuh permukaan benda di bandara. Cara ini dianggap bisa mengurangi risiko tertular virus.

Meski mungkin ada kekhawatiran tentang privasi, Brian Kelly berpendapat, yang paling utama hal ini dilakukan untuk melindungi kesehatan.

Penggunaan masker akan menjadi hal lumrah

Pasangan muda-mudi terlihat memakai masker di Terminal 3 Bandara Internasional Changi di tengah mewabahnya virus corona di Singapura.  KOMPAS.com/ERICSSEN Pasangan muda-mudi terlihat memakai masker di Terminal 3 Bandara Internasional Changi di tengah mewabahnya virus corona di Singapura.
Pasca-pandemi, para pelancong mungkin akan memilih menggunakan masker di bandara dan wilayah padat yang didatanginya.

Pramugari juga mungkin memakai pakaian yang lebih protektif, setidaknya untuk sementara waktu.

Dalam pekan ini, JetBlue menjadi maskapai penerbangan utama AS pertama yang mengharuskan penumpang untuk mengenakan masker saat bepergian, dan maskapai lain juga akan mengikuti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com