Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral #TheWorldoftheMarried di Twitter, Mengapa Orang Tertarik dengan Isu Perselingkuhan?

Kompas.com - 02/05/2020, 20:34 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jagat media sosial Twitter diramaikan dengan tagar #TheWorldoftheMarried baru-baru ini. Tagar tersebut digadang-gadang muncul selama dua hari berturut-turut dalam daftar trending topic Twitter di Indonesia pada 1-2 Mei 2020.

Diketahui, The World of the Married merupakan serial drama televisi asal Korea Selatan yang saat ini masih berlanjut di saluran televisi JTBC.

Dalam drama tersebut, terselip unsur munculnya pihak ketiga dalam hubungan rumah tangga.

Baca juga: Ramai #UndipKokJahatSih di Twitter, Berikut Klarifikasi Lengkapnya

Terkait adanya isu "perselingkuhan" itu, sejumlah warganet pun turut meramaikan tagar tersebut.

Berikut narasi yang beredar di medsos:

"Gitu dong frontal
udala keseharianya dihidupi dr materi wanita, selingkuh pulak, emng dajjal gataudiri

tapi faktanya memang ada pulak rangorang gataudiri didunia nyata baik perempuan ataupun laki2
semoga kita semua dijauhkan dari manusia modelan gini

#TheWorldoftheMarried," tulis akun Twitter @yeryerokuta dalam twitnya, Sabtu (2/5/2020).

Baca juga: Viral Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol, Ini Penjelasan PT KAI

Baca juga: Viral Video Aksi Jambret hingga Seret Korbannya di Jambi

"Selingkuh itu mungkin memang indah, tapi hanya sesaaat. Mungkin kau bosan lalu melihat ada yg lebih indah dari yg kau punya skrg. belajarlah selalu bersyukur dan jaga baik-baik apa yg telah kau punya. Intinya jgn selingkuh lah a***ng
#TheWorldoftheMarried," tulis akun Twitter @KurniaWinda25 pada Sabtu (2/5/2020).

"#TheWorldoftheMarried ini ceritanya ga cuma masalah selingkuh doang sih, di eps 11 bener2 ada pesan yg dibawa, dimana di real life, posisi wanita selalu dirugikan, apalagi ga punya pasangan pasti sering diremehkan. Baru kali ini aku setuju sama dr Sul," tulis akun @RizaHapsari dalam twitnya.

Baca juga: Viral Video Seorang Pria Naiki Sapi ke Minimarket, Ini Cerita Lengkapnya

Penjelasan psikolog

Menanggapi beberapa warganet yang heboh dengan drama The World of the Married, psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Laelatus Syifa mengatakan, ketertarikan isu perselingkuhan disebabkan karena topik dan judul drama Korea tersebut sedang digandrungi sejumlah orang.

"Kalau menurut saya, orang-orang cenderung tertarik dengan isu perselingkuhan bukan karena hobi tentang tema perselingkuhan, tetapi memang sedang hits, sehingga banyak diperbincangkan," ujar Latus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).

Menurutnya, isu atau kepopuleran tersebut nantinya akan surut dan tergeser dengan isu lain.

"Isu di masyarakat itu kan timbul tenggelam, jika ada yang menarik, maka akan dibahas terus-menerus, sampai tergantikan dengan isu yang baru," lanjut dia.

Di sisi lain, akibat sejumlah warganet yang kerap geram dengan tokoh antagonis atau pihak ketiga dalam hubungan rumah tangga, mereka pun membubuhkan komentar buruk terhadap akun aktris Han So Hee.

Baca juga: Jangan Ngeyel, Mengapa Saat Wabah Virus Corona Wajib untuk di Rumah Saja?

Dalam serial drama The World of the Married, Han So Hee berperan sebagai Yeo Da-kyung. Peran ini juga membuat dirinya menjadi orang ketiga dalam drama tersebut.

Banyak warganet Indonesia yang akhirnya terbawa suasana ke kehidupan nyata sampai membenci karakter "orang ketiga" dalam drama yang tengah naik daun tersebut.

Terkait hal ini, Latus mengungkapkan, aktor atau aktris yang dibenci karena memainkan peran antagonis banyak terjadi.

Hal itu menandakan bahwa akting pemeran tersebut berhasil.

"Tentang warganet Indonesia yang berkomentar negatif, itu adalah bentuk peluapan emosi yang salah tempat, bisa jadi karena marah, tetapi tidak bisa melampiaskan pada orang yang sesungguhnya," kata Latus.

"Bisa jadi karena saking bencinya dengan isu perselingkuhan, atau ada pengalaman yang dialami atau ada cerita nyata yang dekat dengan kehidupannya terkait dengan perselingkugan," lanjut dia.

Baca juga: Marak Jasa Mudik Ilegal, Mengapa Bisa Muncul dan Bagaimana Cara Menghentikannya?

Oleh karena itu, artis tersebut lah yang menjadi sasaran peluapan emosi yang dirasa tidak akan membahayakan netizen secara pribadi.

Latus menambahkan, makin banyak netizen yang berkomentar negatif, individu akan merasa bahwa perilakunya dibenarkan dan disetujui oleh banyak orang.

"Ibarat kayak jadi aksi pengeroyokan massa, rasa bersalah jadi berkurang karena dilakukan bareng-bareng," ujar dia.

Tindakan kurang terpuji itu menjadi sebuah kebiasaan apalagi diungkapkan di media sosial.

Sejumlah "badmouting" dilakukan oleh akun-akun alter yang membuat individu menjadi anonim dan merasa semakin bebas berkomentar.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Pembuatan Vaksin Corona Butuh Waktu yang Lama

Kendalikan emosi

Agar tidak terbawa emosi lebih luas saat mengikuti sebuah drama, Latus mengungkapkan, langkah yang sebaiknya perlu diperhitungkan agar tidak "badmouting" yakni berempati.

Dengan berempati, menurutnya, dapat melatih diri untuk memposisikan diri di posisi orang lain.

"Anda saya berada di posisi itu, apakah saya suka diperlakukan dengan cara seperti ini," ujar Latus menyontohkan.

Sebab, dengan melatih diri kita melihat dari sudut pandang orang lain, kita bisa lebih objektif, tidak menjadikan pendapat, sudut pandang kita sebagai satu-satunya yang benar.

Sehingga, hal itu dapat menjadi rem seseorang untuk mudah menilai seseorang dan asal berkomentar.

"Seseorang yang bisa berempati adalah salah satu ciri yang cerdas emosinya," imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Pasien Covid-19 Cenderung Menutupi Riwayat Penyakitnya kepada Petugas Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com