Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Work from Home Jadi Tren Setelah Pandemi Covid-19 Berakhir?

Kompas.com - 21/04/2020, 07:04 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona telah mengubah banyak hal. Hal-hal yang sebelumnya dianggap sebagai kewajaran kini menjadi "normal baru" dan terjadi banyak penyesuaian.

Perubahan drastis karena wabah virus corona ini membuat hampir semua orang di dunia merindukan kembalinya situasi yang normal.

Meski demikian, banyak pula yang telah menerima perubahan ini dan menyadari bahwa sekalipun pandemi virus corona berakhir, ada hal yang akan tetap berubah.

Salah satunya adalah pola kerja work from home (WFH) atau kerja dari rumah.

Para pekerja saat ini diminta memanfaatkan teknologi dan menciptakan ruang kerja mereka sendiri di rumah.

Melansir South China Morning Post, Senin (20/4/2020), Hong Kong adalah salah satu kota yang pertama menerapkan kebijakan work from home untuk menekan penyebaran virus corona.

Sebelum terjadinya pandemi, wacana WFH sudah muncul.

Baca juga: Tanggapi Keluhan Jaringan IndiHome Lambat Saat Work from Home, Ini Jawaban Telkom

Namun, banyak perusahaan yang meragukan efektifitas WFH dan khawatir akan terjadi penurunan produktivitas pekerja.

Kepala bagian transparansi TransparentBusiness, yang berbasis di New York, Moe Vela, memprediksi, akan ada banyak ruang kantor komersial yang kosong karena para pekerja membuktikan bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka jauh dari kantor.

Vela mengatakan, perusahaan-perusahaan yang diwajibkan menerapkan WFH merasa lega mengetahui bahwa kekhawatiran utama mereka, yakni penurunan produktivitas. tidak terjadi.

"Kami menemukan bahwa produktivitas meningkat, kepuasan meningkat dan pergantian karyawan turun. Anda memiliki tenaga kerja yang lebih sehat dengan tingkat ketidakhadiran yang lebih sedikit. Dan Anda dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik karena inilah yang diinginkan oleh kaum milenial," kata Vela.

Membongkar keyakinan lama

Sementara itu, Direktur Eksekutif Meraki Executive Search & Consulting, yang berbasis di Hong Kong, Kirti Lad, mengatakan, Covid-19 telah menjadi katalis untuk membuktikan bahwa bekerja dari rumah adalah pilihan yang efektif.

"Wabah ini menunjukkan bahwa perubahan dapat dilakukan pada model kerja tradisional,” kata Kirti Lad.

Perusahaan, menurut dia, mendapatkan inspirasi tidak hanya dari orang lain di industri mereka, tetapi juga dengan melihat yang terjadi sekitar mereka.

Penutupan sekolah di Hong Kong pada akhir Januari 2020 telah membuat para guru menemukan cara-cara inovatif untuk mengajar secara online.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com