Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akankah Work from Home Jadi Tren Setelah Pandemi Covid-19 Berakhir?

KOMPAS.com - Pandemi virus corona telah mengubah banyak hal. Hal-hal yang sebelumnya dianggap sebagai kewajaran kini menjadi "normal baru" dan terjadi banyak penyesuaian.

Perubahan drastis karena wabah virus corona ini membuat hampir semua orang di dunia merindukan kembalinya situasi yang normal.

Meski demikian, banyak pula yang telah menerima perubahan ini dan menyadari bahwa sekalipun pandemi virus corona berakhir, ada hal yang akan tetap berubah.

Salah satunya adalah pola kerja work from home (WFH) atau kerja dari rumah.

Para pekerja saat ini diminta memanfaatkan teknologi dan menciptakan ruang kerja mereka sendiri di rumah.

Melansir South China Morning Post, Senin (20/4/2020), Hong Kong adalah salah satu kota yang pertama menerapkan kebijakan work from home untuk menekan penyebaran virus corona.

Sebelum terjadinya pandemi, wacana WFH sudah muncul.

Namun, banyak perusahaan yang meragukan efektifitas WFH dan khawatir akan terjadi penurunan produktivitas pekerja.

Kepala bagian transparansi TransparentBusiness, yang berbasis di New York, Moe Vela, memprediksi, akan ada banyak ruang kantor komersial yang kosong karena para pekerja membuktikan bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka jauh dari kantor.

Vela mengatakan, perusahaan-perusahaan yang diwajibkan menerapkan WFH merasa lega mengetahui bahwa kekhawatiran utama mereka, yakni penurunan produktivitas. tidak terjadi.

"Kami menemukan bahwa produktivitas meningkat, kepuasan meningkat dan pergantian karyawan turun. Anda memiliki tenaga kerja yang lebih sehat dengan tingkat ketidakhadiran yang lebih sedikit. Dan Anda dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik karena inilah yang diinginkan oleh kaum milenial," kata Vela.

Membongkar keyakinan lama

Sementara itu, Direktur Eksekutif Meraki Executive Search & Consulting, yang berbasis di Hong Kong, Kirti Lad, mengatakan, Covid-19 telah menjadi katalis untuk membuktikan bahwa bekerja dari rumah adalah pilihan yang efektif.

"Wabah ini menunjukkan bahwa perubahan dapat dilakukan pada model kerja tradisional,” kata Kirti Lad.

Perusahaan, menurut dia, mendapatkan inspirasi tidak hanya dari orang lain di industri mereka, tetapi juga dengan melihat yang terjadi sekitar mereka.

Penutupan sekolah di Hong Kong pada akhir Januari 2020 telah membuat para guru menemukan cara-cara inovatif untuk mengajar secara online.

Pembatasan sosial telah mendorong orang-orang untuk menemukan cara-cara inventif menggunakan teknologi untuk tetap dekat dengan teman dan kerabat.

“Kita dapat belajar dari hal-hal ini dan menerapkannya dalam cara kita mengadakan rapat dan presentasi,” kata Lad.

Perusahaan-perusahaan Hong Kong dikenal menjalankan hal yang konvensional.

Asumsinya, karyawan hanya bekerja jika mereka berada di kantor, di mana atasan dapat melihat kerja mereka.

"Keyakinan yang ada di Hong Kong selama bertahun-tahun adalah bahwa kerja jarak jauh tidak mungkin diakukan, ada kekhawatiran tentang ketidakhadiran pekerja. Sekarang, perusahaan telah dipaksa untuk membuang keyakinan lamanya," kata Lad.

WFH tetap efektif

Tim Huxley, chairman Mandarin Shipping yang berbasis di Hong Kong, mengaku tidak pernah menyukai pekerjaan jarak jauh.

Dia percaya komunikasi dan interaksi yang dibangun di kantor akan mengarah pada ide-ide yang mungkin tidak akan dikemukakan orang secara terpisah.

Meski demikian, pengalaman beberapa bulan terakhir ini telah melunakkan pendiriannya

“Kami menyadari bahwa kami dapat bekerja lebih efisien, bahwa kami bisa menyelesaikan pekerjaan yang perlu dilakukan, dan menjadi lebih produktif. Kami menyadari Anda tidak perlu berada di kantor mulai pukul 09.00 hingga 18.00, atau hingga bos pergi," kata Huxley.

Pandangannya mencerminkan hasil survei baru-baru ini oleh perusahaan riset dan penasehat global Gartner.

Survei itu menemukan bahwa 74 persen dari petinggi di perusahaan keuangan berencana untuk memindahkan setidaknya 5 persen dari karyawan yang sebelumnya berada di tempat kerja untuk bekerja dari rumah setelah Covid-19.

“Data ini adalah contoh dampak jangka panjang krisis virus corona saat ini pada cara perusahaan melakukan bisnis,” kata Alexander Bant, wakil presiden divisi riset di Gartner.

Menurut Lad, banyak perusahaan yang bertahan dari pandemi akan kehilangan uang dan akan mencari peluang untuk penghematan finansial.

"Ini mengingatkan saya bahwa enam minggu terakhir kami telah membayar mahal untuk kantor yang hampir tidak digunakan," kata Huxley, yang kantornya berada di Distrik Admiralty, pusat Hong Kong.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/21/070400465/akankah-work-from-home-jadi-tren-setelah-pandemi-covid-19-berakhir-

Terkini Lainnya

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke