KOMPAS.com - Cerita seorang pria di Malaysia yang berjalan kaki dari Kota Kinabalu ke Kota Marudu mendapatkan perhatian publik.
Pasalnya, pria itu menempuh perjalanan sekitar 120 kilometer selama tiga hari.
Dilansir dari Straits Times, Kamis (9/4/2020), pria bernama Alixson Mangundok (34) itu baru saja kembali dari Jepang pada 25 Maret 2020.
Karena khawatir membawa virus corona, ia memilih untuk tidak menggunakan transportasi umum atau meminta keluarga untuk menjemputnya.
"Setelah mencapai Bandara Internasional Kinabalu, saya di-screening. Pejabat kesehatan mengatakan saya baik-baik saja dan tidak menunjukkan gejala. Saya kemudian diminta pergi ke Rumah Sakit Queen Elizabeth untuk screening lebih lanjut," kata Alixson.
Setelah memberikan sampelnya di rumah sakit itu, dokter memberitahu Alixson agar menjalani karantina mandiri di rumah dan tidak diharuskan memeriksakan diri ke pusat karantina, sambil menunggu hasil tes.
Baca juga: Saat 100 Pramugari American Airlines Terkonfirmasi Positif Virus Corona...
Karena statusnya yang belum jelas, ia memutuskan untuk berjalan kaki ke rumahnya di Marudu demi menghindari risiko penularan bagi banyak orang jika ternyata ia terinfeksi.
"Tetapi kemudian saya diberitahu bahwa saya dapat menjalani karantina sendiri di rumah, sehingga untuk menghindari risiko bagi siapa pun, saya memutuskan untuk berjalan jauh ke Kota Marudu," kata dia.
Menurut Alixson, ia sudah terbiasa berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya dari berburu dan bertani.
Sebelum melakukan perjalanan itu, Alixson membeli makan siang dan dua botol air di rumah sakit.
Sepanjang jalan, ia beristirahat di halte bus dan melewati sejumlah pos penjagaan.
"Di setiap pos penjagaan, polisi dan pasukan keamanan lainnya yang bertugas menanyakan ke mana saya pergi. Ketika saya memberi tahu mereka bahwa saya sedang menuju ke Kota Marudu, mereka tidak bisa mempercayainya, tetapi akhirnya saya bisa meyakinkan mereka bahwa saya tidak bercanda," jelas dia.
Baca juga: WHO Ingatkan Bersatu Lawan Virus Corona dan Hentikan Politisasi Covid-19
Malaysia tengah menjalani masa penguncian sejak 18 Maret hingga 14 April 2020.
Oleh karena itu, polisi diterjunkan untuk menjaga pos-pos perbatasan untuk menghindari adanya pelanggaran.
Kepada polisi penjaga itu, Alixson menjelaskan alasannya dan menunjukkan paspor serta surat-surat dari rumah sakit.
Polisi pun memintanya untuk berhati-hati dan beristirahat di tempat yang terang.
Alixson mengatakan, polisi juga sempat menawarkan bantuan, tetapi ia menolaknya karena tak ingin menimbulkan risiko kesehatan bagi siapa pun.
Pada 28 Maret 2020, ketika berada di Kota Belud, sekitar setengah perjalanan ke kota tujuannya, ia melihat saudara lelakinya dan melambaikan tangan kepadanya.
"Dia balas melambai tetapi tidak mengenali saya karena wajah saya tertutup dan saya membawa seekor anjing, jadi dia pergi begitu saja," ujar Alixson.
Baca juga: Dua Provinsi di Indonesia Nol Kasus Covid-19, Bagaimana Sebaran Virus Corona di 32 Provinsi?
Beruntung, orang yang bersama saudaranya itu melihat Alixson dan segera memberitahunya.
Dari sana, Alixson menyebut saudara lelakinya telah memberitahu keluarga bahwa ia telah berjalan selama tiga hari dan meminta seseorang dari rumah untuk mengirim mobilnya kepadanya.
"Saya tidak pergi menemui orangtua saya setelah tiba di Kota Marudu, tetapi langsung pergi ke sebuah pondok kecil di lahan pertanian karena itu akan lebih aman untuk semua orang," kata dia.
Menurut dia, screening pertamanya telah keluar dan dinyatakan negatif.
Tetapi, ia masih harus pergi menjalani screening keduanya di Rumah Sakit Kota Marudu.
"Saya tidak akan beristirahat dan tidak akan bertemu keluarga saya sampai rumah sakit memberi saya konfirmasi bahwa saya bebas dari virus ini," kata Alixson.
Ayah dari dua anak itu diketahui telah bekerja di luar negeri sejak berusia 18 tahun, termasuk di Singapura, Aljazair, Australia, dan Korea Selatan.
Baca juga: Update Virus Corona di ASEAN 5 April: Malaysia, Filipina, dan Thailand Catatkan Kasus Terbanyak