Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Infeksi Melonjak, Jepang Umumkan Status Darurat Nasional Virus Corona

Kompas.com - 06/04/2020, 16:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe akan mengumumkan status darurat nasional terkait penyebaran wabah virus corona di Jepang pada Selasa (7/4/2020).

Dilansir dari The Japan Times (6/4/2020) seorang pejabat pemerintah mengatakan bahwa rencana ini dilakukan menimbang lonjakan kasus infeksi yang menimpa Tokyo dan kota-kota besar lain belakangan ini.

Sumber tersebut mengatakan Perdana Menteri Abe dijadwalkan menyampaikan rencananya terkait pemberlakuan status darurat nasional pada Senin sore saat rapat dengar pendapat dengan tim penanggulangan virus corona.

Pada rapat tersebut, Abe diharapkan meminta pendapat dari komite penasihat, yang terdiri dari para ahli penyakit menular, untuk menentukan apakah situasi saat ini sudah memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai status darurat nasional.

Baca juga: Terapkan Darurat Nasional, Jepang Pertimbangkan Durasi 6 Bulan

Diumumkan Selasa

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa pemerintah akan mengumumkan status darurat nasional secara resmi pada hari Selasa (7/4/2020) dan mulai efektif pada Rabu (8/4/2020).

Apabila status darurat diumukan, Abe diminta untuk menentukan secara spesifik wilayah mana saja yang akan ditetapkan sebagai darurat nasional dan jangka waktunya.

Kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka kemungkinan besar akan ditetapkan sebagai wilayah darurat nasional. Status tersebut juga kemungkinan akan ditetapkan di Prefektur Hyogo, kata sumber tersebut.

Sebelumnya, Abe terlihat ragu untuk menetapkan status darurat nasional karena khawatir dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan.

Namun, dia mengubah pendiriannya setelah melihat lonjakan infeksi virus corona yang terjadi di wilayah metropolitan beberapa hari belakangan ini.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang direvisi pada bulan Maret untuk mencakup virus corona, Perdana Menteri memiliki wewenang untuk menyatakan status darurat nasional.

Hal ini dapat dilakukan jika virus tersebut menimbulkan "bahaya besar" bagi keselamatan dan jika penyebaran yang cepat dari virus ini dapat berdampak besar pada perekonomian.

Virus corona sendiri disebut-sebut telah meningkatkan risiko resesi Jepang.

Baca juga: Positif Corona, Komedian Jepang Kehilangan Indera Penciuman dan Perasa

Implikasi Kebijakan

Penetapan status darurat nasional ini akan memberi wewenang kepada kepala daerah dari wilayah yang terdampak penetapan status ini untuk menetapkan kebijakan tetap di rumah dan menutup bisnis/tempat usaha.

Namun, kebijakan ini tidak akan seperti lockdown (penguncian wilayah) yang telah diterapkan di negara-negara lain.

Kemungkinan besar tidak akan ada sanksi apabila kebijakan ini diabaikan, walaupun tingkat kepatuhan publik mungkin akan sangat meningkat setelah adanya pemberlakuan status darurat ini.

Abe sendiri mendapat tekanan berat untuk mengeluarkan deklarasi ini setelah sebelumnya Gubernur Tokyo, Yuriko Koike dan Asosiasi Medis Jepang mendesak pemerintah untuk menetapkan kebijakan ini.

Dengan adanya kebijakan ini, pemerintah daerah dapat mencegah agar sistem perawatan kesehatan tidak kewalahan dengan cara menginstruksikan masyarakat untuk tidak pergi ke luar rumah kecuali untuk melakukan tugas-tugas seperti berbelanja bahan makanan

Penyediaan layanan penting, termasuk perawatan kesehatan dan transportasi juga akan diatur oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Jepang Pertimbangkan Peningkatan Produksi Avigan untuk 2 Juta Orang

Pemerintah daerah juga dapat membatasi penggunaan fasilitas yang akan mengundang sekelompok besar orang berkumpul, seperti sekolah, fasilitas kesejahteraan sosial, bioskop, tempat musik, stadion olahraga dan bila diperlukan dapat meminta penutupan sementara tempat-tempat tersebut.

Pemerintah daerah juga dapat bertindak cepat apabila rumah sakit yang ada kelebihan kapasitas dan rumah sakit yang baru perlu didirikan dengan cepat, seperti yang terjadi di negara-negara termasuk Cina dan Amerika Serikat,

Kebijakan ini juga memungkinkan pengambil alihan tanah dan bangunan pribadi dalam keadaan tertentu.

Mereka juga dapat meminta pasokan medis dan makanan dari orang-orang yang menolak untuk menjualnya dan memaksa perusahaan untuk membantu mengangkut barang-barang yang diperlukan dalam keadaan darurat.

Baca juga: Jepang Pertimbangkan Peningkatan Produksi Avigan untuk 2 Juta Orang

Hanya masalah waktu

Beberapa di orang pemerintahan Abe mengatakan penetapan status darurat nasional tidak dapat dihindari jika pemerintah ingin mencegah virus menyebar lebih luas ke seluruh negeri.

Ini "hanya masalah waktu" sebelum Abe menyatakan keadaan darurat, sumber pemerintah mengatakan sebelumnya, mengutip meningkatnya jumlah infeksi di Tokyo.

Pada hari Minggu (5/4/2020), Abe bertemu dengan Menteri Kesehatan Katsunobu Kato, Menteri Revitalisasi Ekonomi Yasutoshi Nishimura dan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.

Kato mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan yang diadakan di Kantor Perdana Menteri, bahwa pertemuan itu membahas situasi virus corona saat ini.

Nishimura mengatakan bahwa situasi di Tokyo, serta situasi daerah lain secara nasional, telah dibahas.

Ketika ditanya tentang kemungkinan pemerintah menyatakan keadaan darurat, dalam sebuah program televisi pada hari sebelumnya, Nishimura menjawab bahwa situasinya "sangat mendesak"

Namun, menyatakan keadaan darurat setelah "overshoot", ledakan jumlah kasus infeksi, "akan terlambat," kata Nishimura.

"Pemerintah akan melakukannya tanpa ragu-ragu jika tanda-tanda overshoot mulai terlihat," katanya.

Nishimura juga mengkatak bahwa status darurat naisonal akan "membawa implikasi besar," tetapi mengakui bahwa ada batasan terkait dengan tindakan itu, seperti kurangnya hukuman bagi orang-orang yang menolak untuk mengikuti instruksi untuk tidak keluar rumah atau mengadakan acara.

Kasus infeksi virus corona di Jepang

Jepang sendiri telah mencatat, pada hari Minggu (5/4/2020) Jumlah orang yang telah terinfeksi virus corona di negara itu mencapai 4.563, termasuk sekitar 700 dari kapal pesiar Diamond Princess, dengan 104 kematian dilaporkan.

Tokyo mengkonfirmasi adanya 143 kasus baru infeksi virus corona pada hari Minggu, menandai tingkat kenaikan harian tertinggi di kota itu, sehingga jumlah total kasus di Ibukota menjadi 1.033.

Baca juga: Cegah Corona, Kampus di Jepang Ini Bikin Wisuda Online dan Pakai Robot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com