Sikapnya yang ramah dan upayanya untuk belajar bahasa Inggris membuat orang Amerika terkesan dan melunakkan persepsi Barat tentang kosmonot Rusia.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Serangan Bom di Kereta Guncang Madrid, 193 Orang Tewas, Ribuan Luka-luka
Leonov ternyata memiliki ketertarikan terhadap seni sejak kecil.
Dilansir dari The Guardian, sejak usia 6 tahun Leonov mulai menghasilkan uang dari bakat melukisnya.
Tapi dia juga jatuh cinta kepada dunia penerbangan setelah bertemu seorang pilot. Juga setelah menonton film seperti Mikhail Kalatozov’s Courage (1939).
Setelah memasuki sekolah menengah, Leonov menyadari bahwa dia tidak mampu memenuhi keinginannya untuk belajar seni di Riga, Letvia.
Dia pun memilih dunia penerbangan.
Kemudian dia menghabiskan 6 tahun di perguruan tinggi pilot Kremenchug dan Chuguyev di Ukraina.
Pada Oktober 1957, yang mengejutkan dunia sekaligus kekecewaan AS dan kegembiraan Uni Soviet, Sputnik mulai mengorbit bumi.
Pada 1959, Leonov jadi salah satu dari 8 pilot yang dipilih. Awalnya ada 3.000 pendaftar.
Selain Leonov, ada Yuri Gagarin, manusia pertama di luar angkasa.
Setelah pensiun, Leonov mencurahkan lebih banyak waktu untuk lukisannya. Banyak dari karyanya yang bertema ruang. Dia juga berkecimpung dalam bisnis.
Pada 1970, kawah di bulan dinamai sesuai namanya, Kawah Leonov.
Dia meninggal pada usia 85 tahun, tepatnya 11 Oktober 2019 setelah sakit.
Baca juga: Mengenang Alexei Leonov, Manusia Pertama yang Berjalan di Luar Angkasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.