Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Zhang Ru, Dokter di China yang Tertidur Bersandar Dinding akibat Kelelahan Tangani Virus Corona

Kompas.com - 19/02/2020, 16:03 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona jenis baru yang resmi diberi nama Covid-2019 masih terus merebak di sejumlah negara.

Hingga hari ini, korban yang meninggal akibat virus yang bersumber dari Kota Wuhan, China ini telah menembus 2.000 orang.

Para tenaga medis pun masih berupaya keras untuk memerangi wabah yang menyerang saluran pernapasan ini.

Bahkan sejumlah dokter yang berupaya memberantas virus corona di China juga dilaporkan meninggal dunia akibat tertular virus tersebut.

Dilansir dari World of Buzz, masa-masa sulit dari virus corona telah merenggut ribuan korban termasuk dokter senior, perawat, dan profesional kesehatan.

Baca juga: Terulang, Dokter Senior di Wuhan, Liu Zhiming Meninggal Dunia akibat Virus Corona

Salah seorang dokter ahli radiologi di Rumah Sakit Umum Distrik Wenjiang, Chengdu, China, Zhang Ru (29) bahkan ditemukan tengah duduk dan bersandar di dinding untuk beristirahat.

Menurut laporan yang dihimpun, Zhang Ru secara tidak sengaja tertidur ketika bersandar di dinding setelah bekerja selama 20 jam berturut-berturut.

Ia juga telah melakukan 26 kali pemeriksaan CT scan dan Sinar-X pada pasien.

Para pasien melihatnya tidur bersandar dinding dan tidak tahan untuk membangunkannya.

Sebab, mereka paham bahwa kerja keras yang dilakukan dokter Zhang Ru sangat melelahkan.

Baca juga: Perjuangan Dokter di Wuhan, Dipukuli hingga Pakai Popok Dewasa

Menolak Ganti Shift

Sementara itu, rekan Zhang, Li Chen menyampaikan bahwa ia menemukan Zhang yang telah tertidur bersandar di dinding.

Ia menawarkan untuk mengganti shift dengan Zhang agar yang bersangkutan dapat beristirahat. Namun, Zhang menolak dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

Kemudian Zhang melanjutkan bekerja.

Li mengungkapkan, kejadian tenaga medis yang tertidur ini bukanlah apa-apa dan semua orang di departemen mengalami masalah serupa.

Pengorbanan lain yang dilakukan oleh para tenaga medis yakni dengan mengirit persediaan peralatan pelindung mereka dan tidak minum air terlalu banyak.

Dengan tidak minum air yang banyak, mereka tidak perlu sering pergi ke toilet.

Selain itu, Li mengaku mengabaikan semua kekhawatiran dan mengatakan ia hanya melakukan tugasnya.

Baca juga: Mewabah di Puluhan Negara, Ini Mitos dan Fakta soal Virus Corona

Tidak merayakan Valentine

Di sisi lain, kisah-kisah menyentuh tentang pengabdian petugas medis pada tugasnya telah tersebar luas di media sosial.

Misalnya, saat Hari Valentine yang baru beberapa hari berlalu, tetapi para tenaga medis garis depan ini terus bekerja keras.

Pada Hari Valentine, beberapa pasien yang didiagnosa positif virus corona Covid-2019 segera dilarikan ke wilayah khusus, karena mereka perlu mempersiapkan CT scan.

Berdasarkan laporan terkini, jumlah kasus dan kematian akibat virus corona terus bertambah setiap harinya.

Per Rabu (19/2/2020) dilaporkan sebanyak 2.009 orang meninggal dunia dan 75.196 kasus positif virus corona tersebar di puluhan negara di dunia.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com