Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Flu dan Anti-HIV Diklaim Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand

Kompas.com - 03/02/2020, 13:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pasien positif terinfeksi virus corona di Thailand diklaim dapat disembuhkan menggunakan racikan obat yang diberikan oleh dokter setempat.

Obat itu terdiri dari campuran antivirus yang biasa untuk menangani penyakit flu dan HIV.

Hasil uji lab pada pasien asal China tersebut semula menunjukkan wanita berusia 70 tahunan itu positif terjangkit virus corona.

Sebelumnya ia diketahui terjangkit virus dengan nama 2019-nCoV itu sejak 10 hari terakhir dan sudah menjalani perawatan medis.

Akan tetapi, hanya dalam jangka waktu 48 jam atau 2 hari setelah diberikan obat campuran itu, terjadi perubahan drastis pada kondisi wanita tersebut.

Ia dinyatakan bebas dari virus yang sebelumnya menyerangnya.

Informasi terkait sembuhnya pasien virus corona itu disampaikan langsung oleh Kementerian Kesehatan Thailand melalui sebuah konferensi pers, Minggu (2/2/2020).

Dalam kesempatan itu, hadir pula dokter yang menjadi peramu obat-obatan tersebut, dr. Kriengsak Atipornwanich, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Rajavithi.

"Hasil uji lab dari seorang pasien yang positif virus corona berubah menjadi negatif virus setelah 48 jam. Dari kondisi lemah, pasien itu kini dapat duduk di ranjang rumah sakit setelah 12 jam diberikan obat tersebut," kata Kriengsak.

Baca juga: Rumah Sakit di Beijing Gunakan Obat Anti-HIV untuk Obati Pasien Virus Corona

Obat flu dan anti-HIV

Obat yang diberikan, berasal dari percampuran antara obat flu berupa oseltamivir, dan antivirus untuk HIV yang mengandung ritonavir juga lopinavir.

Namun, meski diklaim dapat menyembuhkan pasien dari virus corona, masih dibutuhkan pembuktian ilmiah atau hasil penelitian lebih lanjut yang dapat mendukung temuan ini.

"Kelihatannya memang menunjukkan hasil yang baik, tapi kita masih harus melakukan penelitian untuk memastikan ini dapat dijadikan pengobatan standar," ujar Kriengsak.

Dilaporkan, metode pengobatan yang sama juga dilakukan pada 3 pasien virus corona yang lain di Thaliand. Namun, hasil yang ditunjukkan berbeda.

Satu orang menunjukkan gejala alergi, sementara 2 lainnya menunjukkan peningkatan kondisi.

Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, Somsak Akkslim mengatakan proses pengobatan itu sementara waktu hanya akan digunakan pada pasien dengan kondisi parah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com