Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit di Beijing Gunakan Obat Anti-HIV untuk Obati Pasien Virus Corona

Kompas.com - 26/01/2020, 13:06 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Beijing mengumumkan bahwa beberapa rumah sakit di kota itu memberikan pasien yang terinfeksi virus corona dengan obat anti-HIV.

Penggunaan obat anti-HIV disebut sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan penyebaran penyakit mematikan itu.

"Obat anti-AIDS telah digunakan dan terbukti efektif dalam mengobati virus corona," menurut pernyataan Komisi Kesehatan Kota Beijing dikutip dari South China Morning Post, Minggu (26/1/2020).

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, mereka memiliki stok Lopinavir/Ritonavir yang biasa digunakan untuk pengobatan dan pencegahan HIV/AIDS di Beijing.

Adapun tiga rumah sakit di Beijing yang ditunjuk untuk menangani kasus virus corona yang dikonfirmasi di antaranya Rumah Sakit Ditan Beijing, Rumah Sakit Youan Beijing, dan Pusat Medis No 5 Rumah Sakit Umum PLA.

Baca juga: Terapi ARV, Perlambat Perkembangan Virus HIV

Rumah sakit tersebut telah mulai menggunakan terapi menggunakan Lopinavir dan Ritonavir untuk pengobatan.

Lopinavir dan Ritonavir adalah antiretroviral, yang menghambat kemampuan HIV untuk berikatan dengan sel yang sehat dan bereproduksi.

Kedua obat itu juga sering digunakan dalam kombinasi untuk mengobati penyakit HIV bersama antiretroviral (ARV) lainnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet edisi Jumat (24/1/2020) mencatat "manfaat klinis yang substansial" dari penggunaan obat dalam pengobatan Sars, epidemi virus corona yang melanda Cina pada tahun 2002 dan 2003.

Namun, para penulis yaitu para ahli dari berbagai lembaga penelitian medis di China juga mengatakan tidak ada metode pengobatan yang telah terbukti.

“Tidak ada pengobatan antivirus untuk infeksi virus corona yang terbukti efektif. kombinasi lopinavir dan ritonavir di antara pasien SARS-CoV dikaitkan dengan manfaat klinis yang substansial (hasil klinis yang merugikan lebih sedikit),” lanjut artikel The Lancet.

Baca juga: Virus Corona, SARS, dan MERS, Manakah yang Paling Berbahaya?

Hingga Minggu siang (26/1/2020) diketahui kasus virus corona dikonfirmasi sebanyak 2022 korban dan 56 korban meninggal di China.

Sebelumnya pada hari Sabtu (25/1/2020), Zhong Nanshan, kepala tim ahli yang dibentuk pemerintah Beijing mengatakan kepada harian resmi Guangzhou bahwa obat-obatan untuk mengobati virus corona Wuhan tersedia dan aman.

“Tetapi efektivitasnya perlu diamati,” kata Zhong.

Zhong tidak memberikan rincian obat apa saja dan mengatakan deteksi dini serta karantina masih merupakan metode pencegahan terbaik.

"Jika pasien yang terkena dikarantina pada waktunya, jumlah pasien pada tahap terakhir akan sangat menurun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com