Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai di Twitter, Ini Penjelasan Kemenkes soal Penyemprotan WNI yang Tiba di Indonesia

Kompas.com - 03/02/2020, 10:06 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 238 orang warga negara Indonesia (WNI) dari China yang tiba di Indonesia, Minggu (2/2/2020), mendapatkan perlakuan khusus saat pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Air.

Ketika turun dari pesawat, masing-masing disemprot menggunakan cairan alkohol oleh petugas berpakaian tertutup yang sudah berjejer persis di samping jalur keluar para WNI.

Para WNI terlihat berjalan perlahan, mereka merentangkan kedua tangannya, bahkan ada juga yang terlihat memutar-mutar badannya.

Tujuannya agar lebih banyak bagian tubuh yang terjangkau oleh cairan yang disemprotkan.

Di media sosial Twitter, banyak yang menanggapi video yang memperlihatkan tindakan penyemprotan ini.

Sebagian mempertanyakan soal penyemprotan yang dilakukan di ruangan terbuka.

Baca juga: Ini Tahapan Sterilisasi terhadap Pesawat Batik Air yang Angkut WNI dari Wuhan

Ada pula yang mempertanyakan karena penyemprotan ini dianggap tidak menjangkau seluruh bagian tubuh.

Bagaimana Kemenkes menjawab soal ini?

Saat dikonfirmasi, Senin (3/2/2020), Kementerian Kesehatan menjelaskan soal penyemprotan tersebut.

Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kemenkes, Busroni mengatakan, penyemprotan itu sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Cairan yang digunakan merupakan disinfektan yang memiliki kemampuan untuk mengatasi virus semacam ini.

"Kita sangat patuh terhadap SOP dan juga standar. Penyemprotan itu sudah disesuaikan dengan standar kesehatan dunia (WHO). Dan itu bukan yang pertama, itu untuk mem-back up lagi, memastikan lagi," kata Busroni saat dihubungi Kompas.com, Senin pagi.

Baca juga: Diisolasi 14 Hari di Natuna, Apa Saja Tindakan terhadap WNI yang Dievakuasi dari Wuhan?

Busroni mengatakan, langkah sterilisasi dengan penyemprotan semacam ini sudah dilakukan sebelumnya, saat WNI masih ada di dalam pesawat.

"Itu sebenarnya itu untuk memastikan saja, ndobeli. Dan itu kan air, kalau kena partikel kan akan merambat, jadi enggak harus dicelup gitu, kan enggak seperti itu," ujar Busroni menanggapi banyak pertanyaan netizen soal penyemprotan cairan yang tidak merata di seluruh tubuh.

Selain itu, Busroni juga menyebutkan, jika ada virus yang menempel, maka ia akan menempel pada permukaan tubuh yang mudah dijangkau, bukan pada area lipatan-lipatan tertentu.

"Misalnya ada partikel virus yang nempel kan enggak langsung ke lipatan-lipatan, dia pasti ke permukaan-permukaan yang sangat mudah tertempel, di situlah sasarannya (penyemprotan) kita," ujar dia.

Baca juga: Hanya 238 WNI Dievakuasi dari Wuhan, 3 Orang Tak Lolos Syarat Kesehatan

Dengan semua upaya yang telah dilakukan, Busroni yakin perlakuan yang diberikan kepada WNI dari China sudah sangat maksimal dan sesuai dengan standar.

"Secara standar WHO, itu sudah dilakukan secara maksimal, ketika mereka mau berangkat, waktu di pesawat juga, nah ketika turun juga diulang," kata Busroni.

Adapun penyemprotan yang dilakukan dengan posisi WNI sambil berjalan agar proses berjalan cepat. 

"Maksudnya begini, supaya jalannya tidak menghambat, satu orang-satu orang kan lama. Jadi kepastian untuk dapat semprotan itu dapat. Coba satu orang-satu orang, 200 ini kan lama banget, itu sambil jalan saja dapat," jelas Busroni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com