Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Selesai Virus Corona, Flu Burung Kembali Merebak di China...

Kompas.com - 02/02/2020, 09:11 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belum selesai masalah merebaknya virus corona di Wuhan, saat ini di China dikabarkan telah melaporkan adanya wabah flu burung atau H5N1.

Temuan tersebut berlokasi di Provinsi Hunan, perbatasan selatan Provinsi Hubei, yang merupakan provinsi pusat penyebaran virus corona.

Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina pada hari Sabtu sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Minggu (2/2/2020) menyebutkan wabah terjadi di sebuah peternakan di distrik Shuangqing di kota Shaoyang.

Jarak antara kota Shaoyang di provinsi Hunan dengan kota Wuhan di provinsi Hubei sekitar 556 kilometer. 

"Peternakan memiliki 7.850 ayam, dan 4.500 ayam telah mati karena penularan. Pemerintah setempat telah memusnahkan 17.828 unggas setelah wabah,” menurut pernyataan Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina seperti dilansir dari SCMP

Meskipun demikian, sampai sejauh ini tidak ada kasus virus H5N1 Hunan yang dilaporkan terjadi pada manusia.

Baca juga: Pernah Hadapi Flu Burung, Ini Kesiapsiagaan untuk Hadapi Virus Corona

Penularan flu burung dari orang ke orang

Virus flu burung H5N1 sendiri merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit pernafasan parah pada burung dan dapat menular ke manusia.

Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1996 pada angsa yang ada di China dan sangat mematikan bagi unggas.

Masih mengutip dari SCMP, WHO menyebutkan meskipun ada kemungkinan penularan flu burung dari orang ke orang, namun hal itu dinilai masih cukup sulit.

Sementara itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan, sebagian besar, infeksi manusia dengan flu burung terjadi setelah kontak yang lama dan dekat dengan unggas yang terinfeksi.

Namun, dibandingkan Sars yang tingkat kematiannya 10 persen maupun coronavirus yang sejauh ini tingkat kematiannya sekitar 2 persen, flu burung memiliki tingkat kematian lebih besar.

Tingkat kematian kasus flu burung yakni 50 persen apabila tertular ke manusia jika melihat kasus yang ada selama 15 tahun terakhir.

Baca juga: Merebak di 13 Negara, Berikut Cara Pencegahan Virus Corona Versi WHO

Korban flu burung

Dari 2003 hingga 2019, WHO melaporkan total 861 kasus H5N1 pada manusia yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, di antaranya 455 telah meninggal.

Di Cina, 53 kasus infeksi flu burung pada manusia telah dilaporkan dalam 16 tahun terakhir, dengan 31 meninggal dunia.

Dalam beberapa hari terakhir, lebih dari selusin negara telah mengevakuasi warganya dari Wuhan di provinsi Hubei, pusat penyebaran wabah virus corona. 

Pada hari Kamis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah coronavirus sebagai darurat kesehatan masyarakat global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com