Bhima menyampaikan, terdapat kecenderungan investor semakin bermain aman, semisal membeli dollar atau emas. Harga emas dunia telah naik 3,5 persen dibandingkan pekan lalu menjadi 1.572 dollar AS per ons.
"Dan dollar index menguat tipis 0,85 persen menjadi 96,8 dalam sepekan terakhir," papar dia.
"Harga BBM dan listrik berisiko naik, daya beli merosot, rupiah melemah, investor mnyimpan di aset aman, dan kinerja ekspor maupun investasi makin berat," lanjut Bhima.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Harga Minyak jika Pecah Perang AS-Iran?
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah?
Bhima menyarankan, pemerintah dapat menekan ketergantungan dalam hal mengimpor BBM.
"Pemerintah perlu mempercepat pembangunan kilang, dan implementasi teknis B30," ujar dia.
Selain itu, pemerintah harus memastikan daya beli masyarakat terjaga, dengan mendorong stimulus fiskal khususnya pada masyarakat rentan miskin dan miskin.
Bhima memandang, pemerintah juga perlu melakukan perubahan APBN 2020.
Hal itu dilakukan agar asumsi makro, khususnya harga minyak disesuaikan dan alokasi subsidi BBM, listrik, dan LPG 3 kilogram dapat ditambah.
Selain itu, lanjut Bhima, pemerintah dapat mendorong korporasi yang meminjam utang dengan valas agar melakukan lindung nilai atau hedging, antisipasi pelemahan kurs rupiah.
Baca juga: Harga BBM Turun Saat Minyak Dunia Melonjak, Ini Kata Kementerian ESDM
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.