Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan Ini Saat Sumbang Makanan bagi Korban Banjir...

Kompas.com - 03/01/2020, 11:53 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ia menekankan, untuk menyediakan olahan ini tak repot karena bahan makanan yang dibutuhkan sama.

Perbedaan terletak pada cara pengolahan.

Dr Tan menyebutkan, bukan hal yang sulit untuk memenuhi bahan makanan bergizi, meski berada di pengungsian.

"Ada telur, tempe, nasi. Sama-sama dimasak kan? Lebih aman pula. ASI, kan selalu ada di ibunya? Soal makanan bayi, kan bahannya sama dengan orang dewasa," kata dia.

Edukasi bagi donatur

Hal yang lebih sulit dilakukan daripada menyediakan makanan bergizi di tengah situasi bencana adalah mengedukasi mereka yang berdonasi.

Tan menilai, yang selama ini masih terjadi di masyarakat, menyumbang sekadar menyumbang tanpa mempedulikan efek bagi mereka yang menerima bantuannya.

"Yang repot, penyumbang kita kan enggak mau tahu. 'Pokoknya gue udah nyumbang!'" ujar dr. Tan.

Padahal, menurut dia, ada yang lebih penting dari sekadar memberikan sejumlah bantuan dalam bentuk sumbangan, yakni mengenai manfaat barang dan jasa yang diberikan bagi mereka yang membutuhkan.

Baca juga: Cerita soal Banjir Jakarta, dari Rebutan Sampah hingga Evakuasi Tahanan KPK

"Menyumbang, menolong orang, adalah untuk kepentingan yang mau diberi. Bukan 'mengobati rasa bersalah' yang mau nyumbang, jadi akhirnya 'asal berkontribusi'. Dan kontribusi kita justru membawa petaka masa depan ketimbang manfaat," lanjut dia.

Misalnya, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang memberikan bantuan Makanan Pendamping ASI (MPASI) berupa Bubur Manado untuk sebagian korban banjir yang ada di Cililitan.

Bubur yang dikemas dalam wadah ini sangat memudahkan para ibu yang memiliki anak berusia di bawah 2 tahun untuk memberikan makanan bergizi di pengungsian.

"Ini yang namanya nyumbang. Bangga maksimal dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Jadi ibu-ibu tinggal menyuapkan ke bayinya, enggak usah bikin-bikin dengan air panas dan lain-lain dengan risiko diare," ujar dr Tan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com