"Guncangan gempa ini dilaporkan mencapai sangat kuat mencapai skala intensitas VI-VII MMI dan merusak banyak bangunan rumah di Tarakan," kisah Daryono.
Baca juga: Dipindah, Ini 5 Keunggulan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Baru
Pada 28 Februari 1936, Tarakan lagi-lagi diguncang gempa bumi.
"Gempa kuat yang ketiga kalinya ini terjadi dengan kekuatan M 6,5. Gempa ini juga dilaporkan merusak bangunan rumah," kata Daryono.
Lalu, pada 26 Oktober 1957, Kalimantan Timur diguncang gempa dan tsunami. Guncangan gempa yang terjadi waktu itu dilaporkan juga memicu tsunami dengan tinggi kurang dari dua meter.
Semenjak tahun 1957, dalam kurun 50 tahun setelahnya tidak ada gempa besar yang terjadi di Kalimantan.
Gempa bumi baru mengguncang lagi pada 5 Februari 2008 yang terjadi di Pulau Laut Kalimantan.
"Gempa berkekuatan M 5,8 ini dirasakan guncangannya cukup kuat di Pulau Laut, Sebuku, Pulau Sembilan, Pagatan, dan Batulicin," kata Daryono.
Selanjutnya, pada 21 Desember 2015, Kalimantan Timur diguncang gempa dengan kekuatan M 6,1.
"Pusat gempa terletak di laut dengan jarak 29 km arah timur laut Tarakan. Gempa susulannya mencapai sebanyak 16 kali dan merusak banyak bangunan rumah," tutur Daryono.
Pada 24 Juni 2016, warga Kendawangan, Kalimantan Barat, merasakan gempa dengan kekuatan M 5,1.
Baca juga: Pindah ke Kalimantan Timur, Begini Ibu Kota Baru akan Dibangun
"Gempa berkekuatan M 5,1 ini lokasinya berjarak 128 kilometer arah barat daya Kabupaten Sukamara. Beberapa rumah mengalami kerusakan ringan akibat gempa ini," kata Daryono.
Tahun lalu, tepatnya pada 14 Juli 2018 wilayah Katingan, Kalimantan Tengah juga diguncang gempa dengan kekuatan M 4,2.
Menurut Daryono, gempa ini merupakan gempa kerak dangkal akibat sesar lokal.
"Guncangan kuat terasa di daerah Katingan, Kasongan, Batutinggi, dan Bengkuang dengan skala intensitas III-IV MMI menyebabkan rumah rusak ringan," ujarnya. "Sebagian warga dilaporkan berhamburan lari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri," pungkas pria asal Semarang itu.
Sumber: Kompas.com/Akhdi Martin Pratama/Resa Eka Ayu Sartika
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.