Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Manokwari, Penjelasan Polisi hingga Permintaan Maaf Para Tokoh

Kompas.com - 21/08/2019, 10:30 WIB
Rosiana Haryanti,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Namun, upaya tersebut belum mendapatkan tanggapan. Hal ini kemudian membuat kepolisian meminta bantuan kepada pihak RT- RW, lurah, camat, hingga perkumpulan warga Papua di Surabaya untuk mengimbau mahasiswa keluar dari asrama dan melakukan dialog.

Baca juga: Setelah Rusuh di Manokwari, Wapres Berharap Semua Pihak Cooling Down

43 Mahasiswa Diamankan

Sandi mengatakan, upaya dialog yang dilakukan polisi tidak terjadi. Polisi pun mengeluarkan peringatan sebanyak tiga kali sebelum akhirnya melakukan paenindakan dan mengeluarkan surat perintah.

Lalu, polisi melakukan penindakan dengan mengangkut paksa 43 mahasiswa Papua ke Polrestabes Surabaya. Hal ini dinilai sebagai upaya terakhir yang dilakukan lantaran cara sebelumnya tidak membuahkan hasil.

Menurut Sandi sebenarnya hanya ada 15 mahasiswa saja yang akan dimintai keterangan. Namun ada sekitar 30 mahasiswa tambahan yang datang ke asrama pada keesokan harinya.

Ia pun lalu memisahkan 15 mahasiswa yang dinilai berkompeten untuk memberikan keterangan kepada polisi.

Dipulangkan

Pemeriksaan itu berlangsung hingga pukul 23.00 WIB. Mereka lalu dipulangkan keesokan harinya, yakni pada Minggu (18/8/2019) dini hari pukul 00.00.

"Intinya bahwa kami sudah mengerjakan upaya penegakan hukum untuk mengamankan teman-teman kita supaya tidak terjadi bentrokan massa dengan massa yang lain," ucap Sandi.

Demonstrasi di Manokwari

Peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Papua ternyata berbuntut panjang. Setelah itu, ada insiden rasisme terhadap mahasiswa asal Papua yang memicu terjadinya demonstrasi pada Senin (19/8/2019).

Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang dilakukan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Oknum Aparat terhadap mahasiswa Papua di Malang, Surabaya dan Semarang.

Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak mengatakan, pihaknya tidak melarang warga Manokwari untuk menyuarakan aspirasinya, terutama terkait peristiwa yang menimpa sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya.

Namun aksi massa berubah ricuh. Hal ini membuat sejumlah ruas jalan juga diblokade, antara lain Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi, dan Jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.

Selain itu, kerusuhan ini mengakibatkan terbakarnya sejumlah bangunan, rumah, warga, dan gedung DPRD Papua Barat.

Baca juga: Pasca Kerusuhan di Manokwari, Mahasiswa Papua Diimbau Tak Main Hakim Sendiri

Penjelasan Polri

Berdasarkan keterangan polisi, aksi demonstrasi dipicu oleh konten negatif di media sosial terkait penangkapan di Surabaya.

Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ada pihak yang sengaja menginginkan terjadinya kerusuhan di Papua.

Tito mengatakan, mereka sengaja menyebar hoaks foto mahasiswa yang tewas akibat kejadian di Jawa Timur. Ia mengungkapkan, aksi kerusuhan yang terjadi di Manokwari berawal dari peristiwa di Malang dan Surabaya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com