Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

Hingga kini, Gunung Ruang masih mengalami erupsi dengan statusnya berada di Level IV atau Awas. Aktivitas vulkaniknya mengalami peningkatan.

“Ketinggian kolom erupsi cenderung meningkat dengan material erupsi berupa abu disertai lontaran batuan pijar yang mencapai jarak sekitar 5 km di pulau Tagulandang," ucap Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan, dikutip dari Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Berikut sederet fakta mengenai erupsi Gunung Ruang:

1. Berpotensi picu tsunami

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, erupsi Gunung Ruang berpotensi memicu terjadinya tsunami.

Salah satu penyebabnya adalah fenomena flank collapse, yakni runtuhnya sebagian atau keseluruhan badan gunung.

Potensi tsunami dalam letusan gunung juga disebabkan karena adanya kontak magma atau awan panas dengan perairan laut di sekitarnya.

"Atau fenomena shockwave erupsi yang agak sulit dikuantifikasi kerena bergantung pada volume magma dan gas pada magma, yang sulit dikuantifikasi. Itu semua bisa memicu tsunami saat erupsi gunung api," kata Daryono, dilansir dari Kompas.com, Kamis (18/4/2024).

Menurutnya, meletusnya Gunung Ruang ini perlu diwaspadai mengingat memiliki catatan historis tsunami akibat erupsi pada 1871 yang menewaskan sekitar 400 orang.

2. Pemda tetapkan status tanggap darurat

Akibat erupsi ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro menetapkan status tanggap darurat Gunung Ruang pada 16-19 April 2024.

Penetapan status tanggap darurat ini memberikan peluang pemerintah pusat segera melakukan penanganan dan upaya evakuasi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, terdapat 11.614 orang yang berada di radius 6 kilometer datau daerah risiko dari puncak kawah harus diungsikan ke tempat lebih aman.

Bahkan, terdapat penduduk yang mengungsi secara mandiri agar terhindar dari letusan Gunung Ruang.

Dari jumlah itu, ada 828 jiwa yang berasal dari Pulau Gunung Ruang sendiri sudah dievakuasi ke Pulau Tagulandang.

PVMBG mencatat, aktivitas kegempaan Gunung Ruang pada periode 1-17 April 2024 sebanyak 2.008 kali. Rinciannya, sebanyak 1.439 kali gempa vulkanik dalam (VTA) dan 569 kali gempa vulkanik dangkal (VTB).

Selain gempa vulkanik, PVMBG mencatat adanya gempa tektonik yang terjadi di Gunung Ruang sebanyak 173 kali.

Dari jumlah itu, gempa tektonik lokal terjadi sebanyak enam kali dan gempa tektonik jauh 167 kali.

"Jumlah kegempaan terutama gempa vulkanik dalam yang terjadi pada periode 1-17 April 2024 menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan bulan Maret 2024," ungkap Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dikutip dari Kompas.com.

Aktivitas kegempaan tersebut, semakin meningkat pada Selasa-Rabu (16-17 April 2024).

4. Berpotensi ganggu penerbangan

Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Achadi Subarkah Raharjo menyampaikan, erupsi Gunung Ruang dapat mengganggu penerbangan di sejumlah wilayah Indonesia.

Menurutnya, ruang udara Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi tengah bagian utara, dan sebagian besar Kalimantan berpotensi terganggu oleh erupsi ini.

Pasalnya, abu vulkanik dari letusan Gunung Ruang menyebar ke arah barat-barat laut dan timur-tenggara.

Ia menuturkan, abu vulkanik dapat merusak badan pesawat dan fungsi baling-baling pada pesawat turboprop atau mesin jet dalam pesawat turbofan.

"Oleh karena itu, deteksi dini dan informasi cuaca penerbangan sangat penting untuk keselamatan penerbangan," kata Achadi, Kamis.

5. Letusan mulai mereda

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menerangkan, aktivitas Gunung Ruang saat ini sudah mulai mereda sejak Kamis (18/4/2024) dini hari.

Meski begitu, status gunung yang memiliki ketinggian puncak 725 meter itu masih berstatus Awas atau level IV.

"Rekaman erupsi yang berasal dari Gunung Ruang di Stasiun Gunung Awu, Soputan, Tangkoko, dan Mahawu mulai mereda pada tanggal 18 April 2024 pukul 02.50 WITA," kata Hendra dilansir dari Kompas.com, Kamis.

Hendra menyebutkan, erupsi sudah tidak terekam di stasiun-stasiun gunung tersebut sejak 06.00 Wita.

Bahkan pada Rabu (17/4/20240 pukul 20.39 Wita, stasiun pemantauan seismik yang berada di Pulau Ruang tidak mengirimkan data kegempaan, diduga stasiun mengalami kerusakan akibat material hasil erupsi.

Meski begitu, dari hasil pemantauan visual, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi.

(Sumber: Kompas.com/Alinda Hardiantoro, Skivo Marcelino Mandey, Erwina Rachmi Puspapertiwi, Agie Permadi | Editor: Mahardini Nur Afifah, Robertus Belarminus, Gloria Setyvani Putri, Sari Hardiyanto, Inten Esti Pratiwi)

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/18/180000165/5-fakta-seputar-gunung-ruang-meletus-berpotensi-tsunami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke