Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berkaca dari Insiden di Stadion Siliwangi, Mengapa Petir Bisa Menyambar Pemain Bola di Lapangan?

KOMPAS.com - Lini media sosial diramaikan dengan video detik-detik pemain sepak bola tersambar petir saat bertanding di Stadion Siliwangi, Bandung. 

Kasi Humas Polrestabes Bandung AKP Nurindah Murdiani mengonfirmasi, insiden itu terjadi pada Sabtu (10/2/2024) sekitar pukul 15.00 WIB.

"Korban atas nama SR (35) melakukan pertandingan fun football atau pertandingan persahabatan antarkomunitas di babak kedua," kata Nurindah, Minggu (11/2/2024).

Korban yang merupakan pria asal Kelurahan Karangmanyar, Kecamatan Subang, Subang, Jawa Barat itu sempat tak sadarkan diri.

Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sariningsih karena mengalami luka bakar serius pada beberapa bagian tubuhnya, SR kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Berkaca pada kasus ini, kenapa orang bisa tersambar petir saat bermain bola?

Penyebab petir menyambar saat bermain bola

Dosen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Toto Sukisno mengatakan, secara prinsip, petir memiliki muatan listrik karena adanya perbedaan potensial antara awan dengan bumi atau dengan awan lainnya.

"Karena muatan listrik ini tidak bisa disimpan, maka muatan ini akan dibuang ke bumi. Proses dibuangnya muatan listrik ke bumi ini ada medianya, yang biasa disebut dengan penyalur petir," kata Toto, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/2/2024).

Umumnya, setiap bangunan termasuk stadion sudah dilengkapi dengan sistem penyalur petir.

Namun, pada kasus yang terjadi di Stadion Siliwangi, Jawa Barat, Toto menduga ada beberapa faktor mengapa petir bisa menyambar pemain bola.

"Ada beberapa kemungkinan secara teknis mengapa itu bisa terjadi. Pertama, apakah sistem penyalur petir ini masih berfungsi atau tidak, kedua apakah sistem penyalur petir sudah mengcakup semua area lapangan atau belum," kata dia.

Menurutnya, setiap bangunan gedung yang telah memiliki sertifikasi Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) dari penangkal petir, seharusnya fungsi dari sistem penyalur petir telah memenuhi syarat.

Ia menjelaskan, petir bisa menyambar obyek apa pun, termasuk manusia. Biasanya, obyek tersebut lebih menonjol dari yang lain.

"Sambaran petir tidak memilih, melainkan mengarah pada media yang tertinggi dari sambaran," kata Toto.

"Sehingga kalau media tertingginya orang, maka orang itu yang akan terkena sambaran," jelas dia.

Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat berteduh di lokasi yang memiliki ketinggian lebih dari tinggi tubuh untuk menghindari sambaran petir.

Terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto juga menyampaikan bahwa petir bisa saja menyambar seseorang karena orang tersebut menjadi obyek paling tinggi di antara obyek lainnya.

"Alasan mengapa pemain bola dapat menjadi sasaran sambaran petir ini biasanya karena pemain bola bisa menjadi objek yang menonjol dan memiliki ketinggian paling tinggi di antara rerumputan di lapangan," kata Guswanto saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Pada saat petir mendekati permukaan bumi, kata Guswanto, muatan positif di permukaan menyambutnya ke atas, mulai dari puncak kepala seseorang, puncak pohon, hingga ke puncak gedung sekitarnya.

Penyebab petir menyambar manusia

Dilansir dari National Weather Service, terdapat lima penyebab petir bisa menyambar manusia. Berikut penjelasannya:

1. Berada di area terbuka

Orang yang tersambar petir umumnya sedang berada di area terbuka.

Sambaran petir mungkin hanya terjadi satu kali. Namun, berpotensi menjadi sambaran paling mematikan.

Dalam kebanyakan kasus, sambaran petir mengakibatkan sebagian arus listrik bergerak tepat di atas permukaan kulit dan sebagian arus mengalir melalui tubuh.

Panas yang dihasilkan ketika petir menyambar kulit dapat menyebabkan luka bakar, tetapi arus yang mengalir melalui tubuh adalah hal yang paling memprihatinkan.

2. Obyek lebih tinggi dari benda lainnya

Alasan lainnya petir menyambar manusia adalah karena mereka memiliki lebih tinggi dari obyek lainnya.

Intinya, orang tersebut bertindak sebagai “korsleting” untuk sebagian energi dalam pelepasan petir.

Seringkali, korban sedang berlindung di bawah pohon untuk menghindari sambaran petir.

3. Arus tanah

Ketika petir menyambar pohon atau benda lain, sebagian besar energinya bergerak keluar dari sambaran petir ke dalam permukaan tanah atau dikenal sebagai arus tanah.

Siapapun yang berada di luar dekat sambaran petir berpotensi menjadi korban arus tanah.

Selain itu, arus tanah dapat mengalir di lantai dengan bahan konduktif sehingga menyebabkan kematian dan cedera.

Arus tanah juga membunuh banyak hewan ternak. Biasanya, petir memasuki tubuh pada titik kontak yang paling dekat dengan sambaran petir, menjalar melalui sistem kardiovaskular dan/atau saraf, dan keluar dari tubuh pada titik kontak yang terjauh dari petir.

4. Konduksi

Petir dapat merambat jarak jauh melalui kabel atau permukaan logam lainnya.

Pada dasarnya, logam tidak menarik petir, tetapi memberikan jalan bagi petir untuk mengikutinya.

Sebagian besar korban yang tersambar petir meski berada di dalam ruangan disebabkan oleh konduksi.

5. Kilatan (stremaer)

Meskipun tidak sesering jenis cedera akibat sambaran petir lainnya, orang yang terjebak dalam kilatan berisiko terbunuh atau terluka akibat sambaran petir.

Untuk menghindari petir ini, Anda disarankan untuk tidak berlindung di bawah pohon dan berbaring di atas tanah.

Sebaliknya, Anda bsia berlindung di dalam ruangan. Usahakan untuk tidak menyentuh kabel listrik, logam, air, atau peralatan listrik lainnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/12/063000465/berkaca-dari-insiden-di-stadion-siliwangi-mengapa-petir-bisa-menyambar

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke