Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Gaya Kampanye Bongbong Marcos, Disebut Mirip dengan Joget Gemoy Prabowo

KOMPAS.com - Media sosial X (Twitter) ramai membahas soal gaya kampanye joget "Gemoy" calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang disebut mirip dengan Ferdinand ”Bongbong” Marcos Jr.

"Pantes, kemarin mikir gaya kampanye salah satu paslon tuh mirip sama kampanye seseorang tapi lupa siapaaaa gt. Ya ternyata bongbong marcos," ungkap @ma*****.

Diketahui, Ferdinand ”Bongbong” Marcos Jr atau lebih dikenal dengan Bongbong Marcos adalah putra diktator Ferdinand Marcos Sr yang pernah berkuasa di Filipina selama 40 tahun.

"Bongbong” Marcos mencalonkan diri dalam pemilihan presiden (Pilpres) Filipina pada 9 Mei 2022 dan berhasil keluar sebagai pemenang.

Diberitakan Kompas.id, kemenangannya tidak lepas dari peran media sosial yang dimanfaatkan oleh "Bongbong” Marcos dalam berkampanye.

Para propagandis Bongbong menggunakan medsos untuk membersihkan sejarah bangsa Filipina di rezim diktator ayahnya dan memberikan ”penghargaan baru” terhadap Marcos Sr.

Mantan juru bicara kepresidenan Harry Roque mengundang Bongbong untuk bergabung dengannya dan menari di atas panggung.

Dilansir dari ABS CBN, Roque mengatakan bahwa tarian itu merupakan tarian kampanye yang khas dari semua penampilan yang ada.

Momen "Bongbong” Marcos joget itu sempat viral di media sosial X, dulunya Twitter.

Bongbong mampu memukau masyarakat dengan tarian yang dikenal masyarakat sebagai Bongbong Marcos (BBM)-Sara's gemoy dance.

Tarian itu yang mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Filipina.

Menurut Komisi Pemilu (Comelec), lebih dari 37 juta (56 persen) pemilih di Filipina berusia 18-41 tahun, dan 5 juta di antaranya adalah pemilih pertama kali. Dari mereka yang baru pertama kali memilih, sebanyak 4.094.614 adalah perempuan, berusia 18-21 tahun.

Sebagian besar pemilih merupakan warga yang lahir setelah rezim diktator Marcos berakhir (1986).

Artinya mereka tak mengalami era Marcos yang otoriter, yang menurut Amnesty International selama UU darurat telah memenjarakan 70.000 orang, menyiksa 34.000 orang, dan menewaskan 3.200 orang lebih.

Para generasi muda itu hidup di zaman media sosial yang berpengaruh penting dalam pembentukan citra baru terhadap Marcos Sr, ayah "Bongbong” Marcos.

Kampanye medsos dilakukan untuk rebranding era Marcos Sr yang bukan sebagai periode darurat militer, pelanggaran HAM mengerikan, korup, penjarahan kas negara, dan ekonomi di ambang keruntuhan, melainkan sebagai zaman keemasan (golden age), kemakmuran, bebas kejahatan, zaman kebebasan.

Dengan begitu, publik akan beranggapan penggulingan Marcos sebuah kesalahan. Kampanye itu dimulai sejak satu dekade yang lalu melalui video yang diunggah ke Youtube dan Facebook.

Selain media sosial, faktor lain dari kemenangan telah Bongbong adalah karena bersatunya dua dinasti, yaitu Marcos dan Duterte yang memiliki pengaruh kuat di politik.

Tanggapan tim kampanye Prabowo

Sementara itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dedek Prayudi tidak merespons perihal dugaan kemiripan joget "gemoy" ala Prabowo dengan gaya kampanye ”Bongbong” Marcos.

Pesan singkat yang dikirimkan Kompas.com, hingga Rabu (13/12/2023) sekitar pukul 21.30 WIB tidak juga mendapatkan balasan.

Terpisah, Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa narasi "gemoy" yang dilabelkan kepada Prabowo muncul dari respons publik atas antusiasme Pilpres 2024.

"Ya gimick 'gemoy' itu adalah dari netizen. Itu menandakan bahwa masyarakat memiliki antusias yang baik pada Pemilu 2024," kata dia, dikutip dari siaran Youtube Kompas.com, Selasa (28/11/2023).

Diketahui, narasi "gemoy" yang identik dengan Prabowo itu sempat menimbulkan polemik dan kritik dari berbagai pihak.

Narasi tersebut juga bertolak belakang dengan citra tegas yang ditunjukkan Prabowo pada Pilpres 2019 dan 2014 lalu.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/13/213341765/menilik-gaya-kampanye-bongbong-marcos-disebut-mirip-dengan-joget-gemoy

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke