Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Karakteristik Kurikulum Merdeka, 3 Poin Kunci untuk Transformasi

Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang kemudian semakin diperparah karena pandemi Covid-19.

Menurut penjelasan di pengantar buku Kajian Akademik Kemendikbudristek, krisis tersebut ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca.

Selain itu, krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi.

Hal ini pun berkaitan dengan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar, dari guru hingga kepala sekolah.

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah transformasi sistem pendidikan guna mengakselerasi kualitas SDM secara merata dari Sabang sampai Merauke.

Karakteristik Kurikulum Merdeka

Pemerintah melalui Kemendikbudristek kemudian menjawab hal tersebut dengan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka dirancang guna memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.

Dalam penerapannya, Kurikulum Merdeka memiliki tiga karakteristik.

Dilansir dari laman Kemdikbud.go.id, berikut penjelasan terkait tiga karakteristik tersebut:

1. Pengembangan soft skills dan karakteristik

Pengembangan soft skills dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila.

2. Fokus pada materi esensial

Fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3. Pembelajaran yang fleksibel

Keleluasaan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila menjadi media mewujudkan karakteristik Kurikulum Merdeka yang pertama, yakni pengembangan soft skills dan karakter.

Secara khusus, projek penguatan profil pelajar Pancasila diperkenalkan sebagai kukurikuler yang memberikan kesempatan kepada peserta didik.

Melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila, peserta didik diberikan kesempatan untuk:

Dampak Kurikulum Merdeka yang sudah dirasakan

Sejumlah satuan pendidikan di tingkat sekolah dasar telah merasakan dampak positif dari implementasi Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan secara bertahap sejak tahun ajaran 2021-2022.

Implementasi Kurikulum Merdeka disebut membantu setiap pihak dalam proses pembelajaran, dari peserta didik, guru, hingga orang tua.

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Dasar Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, Baharudin, saat memberikan keterangan terkait implementasi Kurikulum Merdeka.

"Berkat implementasi Kurikulum Merdeka, anak menjadi senang, guru menjadi tenang, dan orang tua menjadi bahagia sesuai dengan motto sekolah," kata Baharudin, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (17/7/2023).

"Kenapa anak-anak senang? Karena mereka dilibatkan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap asesmen yang dahulu tidak seperti itu," tutur Baharudin menjelaskan.

Lebih lanjut, Baharudin menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka dirancang supaya peserta didik bisa merasa nyaman ketika belajar.

"Jadi Kurikulum Merdeka dirancang sedemikian rupa agar anak-anak lebih nyaman ketika belajar. Kemudian tidak dipaksa buru-buru untuk menguasai suatu pelajaran," ujar Baharudin.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/30/100000965/mengenal-karakteristik-kurikulum-merdeka-3-poin-kunci-untuk-transformasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke