Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Retinopati Diabetik, Risiko Gangguan Mata akibat Diabetes

KOMPAS.com - Diabetes atau penyakit gula adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.

Di antara sejumlah risiko yang bisa dialami oleh penderita diabetes, salah satu yang perlu diwaspadai adalah efek negatif terhadap penglihatan.

Diabetes diketahui dapat merusak kesehatan mata dari waktu ke waktu hingga menyebabkan kurangnya penglihatan, bahkan kebutaan.

Gangguan kesehatan mata yang dapat dialami penderita diabetes antara lain seperti retinopati diabetik, edema makula (biasanya berkembang bersamaan dengan retinopati diabetik), katarak, dan glaukoma.

Semua gangguan kesehatan tersebut, jika tidak ditangani sejak dini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

Retinopati diabetik akibat diabetes

Retinopati diabetik adalah salah satu risiko penyakit diabetes yang perlu Anda waspadai.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, Retinopati diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes melitus.

Kondisi tersebut terjadi ketika kondisi kadar gula sangat tinggi yang akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata.

Kondisi ini dapat dialami oleh siapapun yang menderita diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Terutama seseorang yang telah lama menderita diabetes dan memiliki gula darahnya yang tidak terkontrol.

Mulanya, retinopati diabetik hanya menunjukkan gejala ringan, atau bahkan tidak memperlihatkan gejala sama sekali.

Namun apabila tidak ditangani segera, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan.

Dilansir laman Centers for Disease Control and Prevention, penderita diabetes yang mengalami retinopati diabetik, dapat mengalami sejumlah gejala ketika sampai pada stadium lanjut, yakni:

  • Penglihatan kabur
  • Bintik-bintik atau bentuk gelap dalam penglihatan (floaters)
  • Kesulitan dalam melihat warna
  • Ada area gelap atau kosong dalam penglihatan Anda
  • Kehilangan penglihatan.

Oleh karena itu, jika Anda adalah penderita diabetes, sangat disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan mata, setidaknya satu kali dalam setahun.

Hal itu dilakukan meski Anda tidak merasakan keluhan apapun pada mata. Sebab diagnosis dan penanganan sejak dini akan sangat membantu melindungi penglihatan Anda.

Tahapan retinopati diabetik

Retinopati diabetik memiliki 2 tahap utama, yaitu nonproliferatif dan proliferatif. Berikut penjelasannya:

1. Tahap awal (nonproliferatif)

Kondisi di mana dinding pembuluh darah di retina melemah dan membengkak, kemudian membentuk kantung kecil.

Pada kondisi yang parah, kantung ini dapat mengeluarkan cairan hingga darah. Hal tersebut dapat menyebabkan bagian retina membengkak (edema makula).

Edema makula sendiri merupakan penyebab kebutaan paling umum pada orang dengan retinopati diabetik.

Bahkan, sekitar setengah dari penderita retinopati diabetik, mengalami kondisi tersebut.

2. Tahap lanjut (proliferatif)

Pada tahap ini, retina mulai ditumbuhi pembuluh darah baru. Pembuluh baru ini cukup rapuh dan sering mengalirkan darah ke dalam vitreous (gel bening antara lensa dan retina).

Dampaknya adalah, ketika mengalami pendarahan ringan, Anda akan melihat beberapa bintik hitam yang mengambang dalam penglihatan.

Namun, ketika mengalami banyak pendarahan, penglihatan Anda dapat terhalang sepenuhnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/17/134500665/mengenal-retinopati-diabetik-risiko-gangguan-mata-akibat-diabetes

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke