Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Alasan Orang Tanya Kapan Nikah Saat Lebaran dan Cara Menjawabnya

KOMPAS.com - Pertanyaan "Kapan nikah?" sering ditanyakan ketika berkumpul dengan keluarga saat Lebaran.

Walau terdengar sepele, pertanyaan tersebut menjadi "momok" bagi sebagian orang yang belum menikah sehingga mereka merasa tertekan.

Pertanyaan kapan nikah biasanya dilontarkan ketika orang yang usianya sudah 25 tahun ke atas tak kunjung memiliki pacar atau pasangan hidup.

Lantas, kenapa orang Indonesia senang menanyakan kapan nikah saat Lebaran dan bagaimana cara menjawabnya?

Alasan orang Indonesia suka bertanya kapan nikah

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Drajat Tri Kartono mengatakan bahwa pertanyaan kapan nikah muncul karena dorongan dari keluarga dalam budaya Indonesia supaya orang yang dianggap sudah dewasa segera menikah.

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan orang Indonesia sering bertanya kapan nikah.

1. Menikah bentuk kedewasan dan tanggung jawab

Drajat menyampaikan bahwa orang yang sudah menikah dinilai dewasa dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Itu artinya, mereka tidak lagi menggantungkan hidup pada orangtua dan orangtua merasa sukses dapat membesarkan anaknya hingga menikah.

"Istilahnya di Jawa itu mentas itu penanda penting bahwa orangtua itu sudah tidak menanggung lagi kehidupan anak kalau menikah," kata Draajaat kepaada Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

2. Bisa dialami oleh perempuan

Drajat mengatakan, pertanyaan kapan nikah dapat ditujukan kepada perempuan yang usianya sudah dinilai matang namun tidak kunjung berkeluarga.

Perempuan akan didorong untuk segera menikah bila mereka tidak bekerja atau sudah bekerja namun penghasilannya pas-pasan. 

"Makanya orangtua terus terpikir agar anaknya ndang menikah, mentas. Mentas itu satu keadaan di mana ia keluar dari 'kubangan keluarga'," imbuh Drajat.

3. Menikah standar kesuksesan orangtua

Lebih lanjut, Drajat juga menjelaskan bahwa pernikahan dianggap oleh orangtua sebagai kesuksesan selama membesarkan anak.

Contohnya, orangtua pada masyarakat Jawa belum merasa menjadi "wong tuwo" atau orangtua yang sebenarnya jika anaknya belum menikah.

"Menikahkan anak itu adalah menjalankan darmaning wong tuwo, menjalankan dharma," jelas Drajat.

4. Dianggap tidak laku

Drajat juga menjelaskan, pertanyaan kapan nikah erat kaitannya dengan kontrol sosial dalam masyarakat.

Orang yang belum menikah kemudian dianggap tidak laku, entah karena penampilan fisik atau perilakunya.

Jika hal ini dikaitkan dengan kekerabatan dalam keluarga, maka orangtua anak merasa tertekan karena anaknya mendapat stigma tidak laku dari orang di sekitarnya.

5. Keluarga besar merasa ikut bertanggung jawab

Dari stigma tidak laku dari masyarakat, keluarga besar bisa ikut merasa bertanggung jawab jika salah satu anggotanya yang sudah dewasa belum segera menikah.

Tidak mengherankan jika dalam keluarga besar, ada satu atau beberapa orang yang menanyakan kapan nikah kepada mereka yang sudah dewasa tapi belum berkeluarga.

"Yang ikut menderita, ikut merasa bersalah itu orang tuanya. Itu kemudiaan menciptakan social stress," imbuh Drajat.


Cara menjawab pertanyaan kapan nikah

Ditanya kapan nikah saat kumpul bersama keluarga ketika Lebaran memang kurang mengenakkan, terlebih jika belum memiliki pacar atau pasangan. 

Bagi Anda yang berencana mudik saat Lebaran namun belum siap dengan pertanyaan kapan nikah, berikut cara menghadapinya:

1. Bangun topik pembicaraan yang umum

Dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo menyarankan orang yang enggan ditanya kapan nikah supaya membangun topik obrolan umum saat berkumpul bersama keluarga.

Mereka tidak disarankan untuk menyinggung obrolan yang menjurus ke ranah pribadi supaya tidak memancing pertanyaan dari orang lain.

"Jangan mulai pembicaraan yang masuk ranah pribadi, ambil tema yang umum," kata Ratna kepada Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

2. Alihkan topik pembicaraan

Jika cara pertama belum berhasil, cobalah untuk mengaalihkan topik obrolan dengan lawan bicara ke hal-hal yang umum.

"Pertanyaan sensitif yaang kurang etis ditanyakan apalagi kepda mereka yang memang secara kondisi memiliki keterbatasan atau permasalahan pribadi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ratna mengatakan bahwa pertanyaan kapan nikah membuat orang menjadi insecure karena merasa dibanding-bandingkan.

3. Hadapi dengan senyuman

Tak ada salahnya menghadapi pertanyaan kapan nikah dengan senyuman saat berkumpul bersama keluarga ketika Lebaran.

Ratna menyampaikan, pertanyaan itu jangan terlalu dipikirkan karena obrolan ini hanya dibahas oleh orang yang tidak memiliki topik pembicaraan.

4. Balas dengaan lelucon

Pertanyaan kapan nikah terkadang membuat badmood atau emosi meledak. Untuk mengatasinya, balas pertaanyaan ini dengaan lelucon atau candaan.

"Ketika kita makin sensi, orang makin senang menggoda kita," tandas Ratna.

5. Menjauh

Cara terakhir yang disarankan Ratna adalah menjauh dari lokasi jika merasa risih tau tidak betah karena ditanya kapan nikah oleh keluarga.

Ia menyarankan supaya orang yang tidak kuat menerima pertanyaan kapan nikah untuk melakukan relaksasi supaya pikiran tidak menjadi negatif.

"Tarik napas panjang dan dalam, hirup udara segar, self talk ini hanya sementara dan sibukkan diri sambil berpikir hal indah agar tak fokus ke hal negatif yang menyedot energi," jelas Ratna.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/15/173000565/5-alasan-orang-tanya-kapan-nikah-saat-lebaran-dan-cara-menjawabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke