Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sekawanan Domba Bantu Arkeolog di Kota Kuno Pompeii, Apa Kontribusinya?

KOMPAS.com - Sekawanan domba disebut membantu para arkeolog untuk melestarikan reruntuhan kuno Pompeii di Campania, Italia.

Pompeii merupakan kota kuno peninggalan Kekaisaran Romawi yang terletak di sisi tenggara lereng Gunung Vesuvius.

Dikutip dari pemberitaan CNN (9/3/2023), sejak penggalian pertama pada 250 tahun lalu, pengelolaan dan pelestarian Pompeii merupakan prioritas arkeolog.

Namun, seiring berjalannya waktu, kota kuno ini semakin tergerus oleh erosi alam. Para arkeolog pun membutuhkan sesuatu yang mampu "melawan" kerusakan akibat alam ini.

Lantas, apa kontribusi sekawanan domba di reruntuhan Pompeii?

Sekawanan domba memakan rumput di Pompeii

Direktur Taman Arkeologi Pompeii, Gabriel Zuchtriegel menjelaskan, reruntuhan peninggalan Romawi ini banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar lain.

Akibatnya, dinding dan bagian dalam reruntuhan pun menjadi cepat lapuk dan tampak tidak terawat.

Di sisi lain, penggunaan zat kimia untuk mencegah pertumbuhan rumput amat dihindari dengan tujuan berkelanjutan.

Hingga akhirnya, pihaknya pun memilih mengerahkan sekitar 150 ekor domba di Regio V, perbukitan bagian utara kota yang dihiasi sisa-sisa reruntuhan rumah dan toko kuno.

Zuchtriegel, seperti diberitakan Reuters (9/3/2023) mengatakan, penggunaan domba di situs kuno ini tidak memiliki tujuan utama berupa mengurangi emisi karbon.

Namun, pengerahan sekawanan domba merupakan upaya pelestarian bentang alam Pompeii dengan menghemat biaya.

"Itu juga sesuatu yang benar-benar memberi gambaran tentang bagaimana Pompeii pada saat ditemukan kembali," imbuh Zuchtriegel.

Kala itu, menurut dia, kawasan ini hanyalah hutan, kebun anggur, dan lingkungan pedesaan yang diisi dengan domba.

Namun ternyata, penggalian ratusan tahun lalu telah menemukan reruntuhan kota kuno yang menyimpan misteri, yakni Pompeii.

Adapun kawasan Regio V yang diserbu domba hingga kini masih terlarang bagi jutaan pengunjung Pompeii.

Kawasan itu juga bagian dari konservasi taman arkeologi yang selama beberapa tahun terakhir tengah mengupayakan penggalian baru.

Dari upaya penggalian baru, penemuan paling mencolok sejak 2018 adalah lukisan dinding, toko makanan ringan, dan sisa-sisa kerangka manusia yang tewas akibat letusan.

Reruntuhan Pompeii

Dikutip dari Britannica, Pompeii adalah kota yang terkubur oleh letusan Gunung Vesuvius pada 24 Agustus 79 sebelum Masehi.

Erupsi Vesuvius menghujani kota itu dengan material vulkanik, diikuti dengan awan abu panas selama berhari-hari.

Akibatnya, penduduk kota itu tewas, bangunan-bangunan hancur, dan Pompeii pun terkubur di bawah tumpukan abu dan bebatuan bekas muntahan Vesuvius.

Selama berabad-abad, keberadaan kota ini tidak diketahui lantaran tertimbun cukup jauh di bawah tanah. Pompeii sendiri baru ditemukan pada 1700-an.

Dilansir dari Kompas.com (23/11/2020), sisa-sisa bangunan megah, seperti aula dan gedung pertunjukan, vila-vila mewah, dan rumah-rumah penduduk masih bisa ditemukan di Pompeii.

Tidak hanya bangunan, jasad penduduk Pompeii yang tewas akibat erupsi Vesuvius juga ditemukan di dalam puing-puing rumah dan bangunan.

Bahkan, sebuah toko roti ditemukan dalam kondisi utuh dengan adonan roti yang masih berada di dalam oven.

Penemuan Pompeii dan segala isinya pun menarik perhatian para peneliti untuk mempelajari peradaban kuno manusia.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/10/180000865/sekawanan-domba-bantu-arkeolog-di-kota-kuno-pompeii-apa-kontribusinya-

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke