Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Korban Selamat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Bau BBM Menyengat Sebelum Ledakan Terjadi

KOMPAS.com - Sejumlah warga selamat menjadi saksi mata detik-detik si jago merah melahap habis Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam.

Berdasarkan video yang beredar di media sosial, terlihat bahwa kobaran api dan asap membumbung tinggi saat kebakaran terjadi.

Disusul dengan kepanikan warga di sekitar yang berhamburan mencari selamat.

Lantas, bagaimana kesaksian para warga di malam yang mencekam itu?

Terdengar ledakan dan bau bensin

Ilham adalah salah satu warga yang selamat dari kebakara Depo Pertamina Plumpang.

Ilham menceritakan detik-detik ketika api mulai menyambar terminal BBM itu.

Mulanya, Ilham mengaku sempat melihat kilat cahaya layaknya petir yang menyambar pipa BBM di Depo Pertamina Plumpang.

Tak lama kemudian, Ilham melihat kabut mulai muncul.

"Petir menyambar ke tangki minyak, enggak lama itu ada gas menutupi sampai berkabut banget, sampai enggak kelihatan jalanan," ujarnya, dilansir dari KompasTV,

Kemunculan kabut diikuti dengan bau bensin yang menyengat.

Pada saat itu, Ilham mengatakan bahwa warga mulai panik dan berlarian.

Sesaat kemudian, warga mendengar bunyi ledakan besar. Saat itu juga warga mulai berhamburan menuju jalanan besar.

"Pas sudah meledak enggak tahu tuh kayaknya yang di belakang masih banyak yang ketinggalan," kata Ilham.

Menurut Ilham, warga yang berada di bagian belakang itu beberapa tidak terselamatkan.

Ketua RW 12, Kampung Tanah Merah bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Abdus juga sempat mencium aroma BBM sebelum kebakaran terjadi.

Saking menyengatnya bau tersebut, Abdus berkata banyak warga yang mual dan pingsan.

"Ini sebelum dentuman ledakan itu ini area, dua RW ini dipenuhi hawa BBM. Itu sampai sampai ada yang muntah dan ada yang pingsan," uajrnya, dikutip dari Tribun.

Warga yang pingsan segera dievakuasi menjauh dari kawasan Depo Pertamina Plumpang.

Tak hanya mencium aroma BBM yang menyengat, hawa di sekitar lokasi juga menjadi panas.

"Panas itu, di jalan yang sekarang kita pijak ini semalam sekitar tujuh orang yang bergelimpangan," ujar Agus.

Keadaan itu menjadi kian carut marut ketika suara dentuman terjadi.

Para warga yang masih berdesakan semakin panik dan berusaha menyelamatkan diri dari pusat kobaran api.

"Dentuman keras dari arah sana dan dampaknya hawa itu yang bawa api. Padahal dentumannya di sana. Tapi kan ini merembet mungkin dari BBM itu," tandas dia.

Siti Maimunah berduka atas meninggalnya adik iparnya, Hadi (30) yang meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jumat malam.

Siti mengatakan, saat itu Hadi sedang menonton TV di rumah kontrakannya yang berdekatan dengan Depo Pertamina Plumpang.

Saat ledakan pertama terjadi, Hadi sebenarnya sempat melarikan diri bersama keluarga lainnya.

Namun, Hadi terpaksa harus kembali ke rumahnya untuk mengambil beberapa barang yang tertinggal.

Di saat yang bersamaan, terjadi ledakan kedua. Saat itu, Hadi terjebak dan tidak kunjung keluar dari rumahnya.

"Mungkin sudah menghirup bau bensin membuat Hadi lemas," kata Siti, dilansir dari Antara.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (4/3/2023), api pertama kali dilaporkan muncul dari ledakan pipa bahan bakar minyak sekitar pukul 20.11 WIB.

Belum bisa dipastikan penyebab kebakaran terjadi.

Namun, Kepala Seksi (Kasie) Ops Damkar Jakarta Utara, Abdul Wajid menduga kebakaran terjadi karena sambaran petir yang mnegenai pipa yang dialiri BBM.

"Kalau info yang diterima itu kesamber petir," ujarnya.

Diberitakan Kompas.com, Sabtu  (4/3/2023), 17 orang dilaporkan tewas, sementara 52 orang mengalami luka-luka.

Jumlah korban dilaporkan masih terus bertambah. Sementara sedikitnya 1.085 warga harus mengungsi akibat amukan si jago merah itu.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/04/193000165/cerita-korban-selamat-kebakaran-depo-pertamina-plumpang-bau-bbm-menyengat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke