Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Militer Rusia Kerahkan Puluhan Kapal Perang ke Laut Jepang, Ada Apa?

Tak sendirian, Rusia juga mengajak China dan India dalam pengerahan sejumlah armada perang tersebut.

Markas Besar Armada Pasifik Rusia mengumumkan, pengerahan tersebut merupakan bagian dari latihan gabungan Vostok 2022 yang dimulai Kamis (1/9/2022) ini sampai Rabu depan.

Dikutip dari Kompas.id, latihan gabungan diikuti sejumlah mitra Rusia di tujuh area latihan penembakan di wilayah timur jauh Rusia dan Laut Jepang.

India dan China yang bermusuhan karena masalah perbatasan negara mereka juga ikut dalam latihan itu. New Delhi dan Beijing sama-sama dekat dengan Rusia. Dari Asia Tenggara, hanya Laos yang ikut latihan itu.

Rusia kerahkan jet tempur

Seperti dilaporkan kantor berita RIA Novosti dan TASS, Moskwa juga mengerahkan jet tempur Su-35S, Su-30SM, dan MiG-31 dari Komando Operasi Udara Timur.

Sedikitnya 50.000 tentara dan 6.000 kendaraan serta peralatan perang lain dari berbagai negara ikut dalam latihan perang laut, darat, dan udara itu.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Yunus-Bek Yevkurov mengatakan, latihan digelar di sembilan palagan buatan.

Melalui latihan itu, para peserta bisa meningkatkan kemampuan mengelola pasukan besar, interaksi lintas matra dan negara, serta mengeratkan persahabatan militer lintas negara.

Di sisi lain, latihan tempur tersebut dimulai sehari sebelum Jepang dan enam anggota G7 lain kembali bertemu.

Dalam rapat Jumat (2/9/2022), G7 akan membahas pembatasan harga minyak Rusia. Koran Wall Street Journal edisi Kamis (1/9/2022) melaporkan, mekanisme pembatasan ditargetkan selesai pada Desember 2022.

Inti kesepakatan G7 adalah minyak Rusia, mentah maupun olahan, bisa tetap dibeli. Akan tetapi harganya akan dibatasi dan akan ditetapkan di bawah pasar.

Kesepakatan tersebut untuk menemukan jalan tengah antara kebutuhan membeli minyak Rusia dan membatasi pendapatan Mokswa dari ekspor energi.

Rusia memasok hampir 10 persen minyak global. Itu sebabnya, praktis mustahil menghambat Rusia sepenuhnya dari pasar global.

Di sisi lain, Amerika Serikat dan sekutunya tidak mau Rusia mendapatkan dana dari hasil ekspor energi.

Washington dan sekutunya menuding, pendapatan ekspor energi menjadi salah satu sumber pendanaan serangan Rusia ke Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina pengaruhi harga minyak

Sejak Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022, AS dan sekutunya berusaha mengucilkan Rusia dari komunitas internasional. AS bahkan berharap ekspor energi Rusia dihentikan sama sekali.

Namun sebagian Eropa dan sejumlah negara Asia-Afrika keberatan dengan permintaan tersebut. Sebab, Rusia menjadi pemasok besar energi mereka.

Sejauh ini saja, pembatasan ekspor energi Rusia telah membuat harga energi global melonjak.

Dari nyaris 0 dollar AS per barel pada pertengahan 2020, kini harga minyak sudah di atas 90 dollar AS per barel. Bahkan, harga minyak pernah menembus 130 dollar AS per barel.


Selain harga minyak, harga gas juga melonjak lebih tinggi lagi. Dalam perdagangan Kamis, harga gas mencapai 291 euro per megawatt hour (MwH).

Satuan MwH dipakai karena gas kebanyakan dipakai untuk pembangkit listrik dan mesin pemanas. Pada Januari 2022, harga gas masih di bawah 70 euro per MwH.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/01/154500365/militer-rusia-kerahkan-puluhan-kapal-perang-ke-laut-jepang-ada-apa-

Terkini Lainnya

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Tren
Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Tren
La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke