Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Apa Itu Twitter dan Mengapa Orang Menggunakannya?

KOMPAS.com – Twitter adalah salah satu platform media sosial yang memiliki banyak pengguna di dunia.

Twitter memungkinkan siapa pun, baik orang biasa hingga kepala negara untuk “berkicau” di dalamnya.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam Twitter, mulai dari saling berbalas komentar, me-retweet hingga mengetahui berbagai hal yang tengah menjadi trending.

Lantas sebenarnya apa itu Twitter?

Mengenal Twitter

Dikutip dari Lifewire, Twitter merupakan situs jejaring sosial online yang digunakan untuk orang-orang berkomunikasi dalam pesan singkat yang sering disebut “kicauan”.

Sementara itu, dikutip dari Hubspot, Twitter merupakan situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 2006 dan kini setidaknya memiliki 100 juta pengguna aktif setiap hari, dan 500 juta tweet yang dikirim setiap hari.

Twitter dipakai untuk mendapatkan berita, mengikuti selebritas terkenal, serta menjalin komunikasi dengan teman.

Twitter didirikan oleh Jack Dorsey pada 2006.

Twitter berangkat dari idenya membuat platform komunikasi berbasis SMS di mana orang-orang bisa saling mengawasi dengan memperbarui status.

Pada awalnya, ide Twitter tak jauh berbeda dengan SMS.

Ide Twitter kemudian berkembang setelah adanya brainstorming dengan Evan Williams yang juga merupakan penemu Blogger.

Selanjutnya pada 21 Maret 2006, Jack mengirimkan tweet pertamanya yang berbunyi: “hanya menyiapkan twttr saya".

Kehadiran Twitter dimulai sebagai platform berbasis SMS, sehingga batas hanya 140 karakter  sebagaimana yang dilakukan operator seluler.

Saat Twitter menjadi platform web, Twitter sempat mempertahankan batasan tersebut agar selaras dengan tujuannya membuat konten yang mudah dibaca untuk dunia modern.

Twitter selanjutnya terus berkembang secara eksponensial selama 10 tahun terakhir.

Twitter bahkan berhasil menciptakan platform yang seolah sangat adiktif bagi penggunanya.

Melalui aplikasi ini maka pengguna memungkinkan untuk terhubung dan berbagi pemikiran kepada audiens yang jumlahnya besar.

Ada banyak alasan mengapa orang-orang menggunakan Twitter.

Sejumlah alasan tersebut di antaranya berbagi pemikiran.

Beberapa juga memakai Twitter untuk menyombongkan diri, menarik perhatian, promosi diri, serta bisa pula sekedar pengalih dari kebosanan.

Namun kebanyakan orang bermain Twitter untuk alasan rekreasi.

Twitter menjadi kesempatan untuk siapa pun berteriak kepada dunia dan bersenang-senang dengan beberapa orang yang membaca tweet mereka.

Twitter memiliki banyak posting omong kosong, namun di saat yang sama ada basis berita yang bermanfaat dan konten yang mengandung pengetahuan.

Seiring berkembangnya Twitter, media sosial ini juga menjadi bermanfaat untuk pelaporan berita amatir,alat pemasaran, dan membangun pengikut.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/24/200500665/mengenal-apa-itu-twitter-dan-mengapa-orang-menggunakannya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke