Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Seragam Baru TNI AD

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan, seragam baru TNI AD memiliki corak yang khas.

Corak tersebut disebutnya sebagai “loreng TNI AD”.

Selain Dudung, beberapa perwira tinggi berpangkat letnan jenderal juga mengenakan seragam baru TNI AD, seperti Koordinator Staf Ahli KSAD Letjen Afini Boer dan Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto.

Fakta-fakta seragam baru TNI AD

1. Diciptakan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (3/3/2022), Dudung menyebut bahwa seragam baru TNI AD ini merupakan gagasan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat masih menjabat sebagai KSAD.

Tak hanya seragam, brevet pada seragam baru TNI AD juga merupakan ide Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

“Seragam baru sebetulnya diciptakan Pak Andika Perkasa waktu KSAD. Kemudian ada evaluasi dari para asisten, ada penambahan penambahan warna sedikit, brevetnya juga ini sudah dibuat oleh Pak Andika,” jelasnya.

Masih dari sumber yang sama, seragam baru TNI AD merupakan buatan Indonesia.

Hal tersebut ditegaskan oleh Dudung saat memamerkan seragam baru TNI AD.

“Ini loreng Angkatan Darat. Buatan Indonesia-lah, enggak mungkin (luar negeri),” imbuh dia.

3. Serangam loreng pertama TNI AD

Seragam baru TNI AD tersebut diketahui merupakan seragam loreng pertamanya.

Ternyata, selama ini TNI AD belum memiliki seragam loreng sebagaimana matra lain telah memilikinya.

Adapun seragam loreng yang sebelumnya digunakan TNI AD merupakan seragam loreng khas Mabes TNI.

“Karena Angkatan Darat belum punya loreng rupanya. Jadi loreng yang ini adalah loreng TNI,” kata Dudung dalam wawancara dengan KompasTV, Rabu (2/3/2022).

4. Corak khas sebagai pembeda

Corak loreng seragam baru TNI AD menjadi pembeda dari seragam sebelumnya.

Pasalnya corak khas serangam baru TNI AD ini berupa loreng dengan paduan warna coklat, hijau, dan krem.

Sekilas, seragam baru TNI AD ini hampir mirip dengan seragam Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Kendati demikian, Dudung menyebut bahwa corak loreng seragam baru ini akan menjadi ciri khas TNI AD.

Sebelumnya, seragam TNI AD memiliki corak loreng coklat, hijau, dan hitam sesuai dengan warna geografis Indonesia.

5. Seragam kelima TNI AD

Sejak awal kemerdekaan 1945, seragam TNI AD beberapa kali mengalami perubahan.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (3/3/2022), seragam awal TNI AD yang saat itu masih bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR), berupa campuran antara corak seragam peninggalan Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda (KNIL) dan Pembela Tanah Air (PETA) yang berwarna hijau lumut.

Kemudian, ketika Perang Dunia II, seragam TNI AD diganti seragam dengan corak loreng macan tutul. Satuan Angkatan Darat yang identik dengan corak ini adalah Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini dikenal Komando Pasukan Umum (Kopassus).

Pada 1964, bertepatan dengan Hari ABRI yang kini menjadi TNI, Kopassus memperkenalkan seragam baru dengan corak berwarna merah.

Seragam tersebut dikenal dengan corak Loreng Darah Mengalir.

Seragam TNI AD berikutnya mengadopsi dari corak M81 Woodland milik Angkatan Darat Amerika Serikat.

Perpaduan warna loreng merah berganti menjadi coklat, hijau, dan hitam.

Kini, seragam baru TNI AD yang disebut dengan loreng TNI AD memiliki corak berwarna coklat, hijau, dan krem.

(Sumber: Kompas.com/Aryo Putranto Saptohutomo, Achmad Nasrudin Yahya, | Editor: Aryo Putranto Saptohutomo, Diamanty Meiliana)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/03/193100565/5-fakta-seragam-baru-tni-ad

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke