Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Video Viral Mesin Wifi Koin Internet, Sehari Bisa Dapat Rp 100.000

KOMPAS.com - Video tentang mesin wifi koin yang banyak diakses anak-anak dan orang dewasa untuk mendapatkan internet, viral di media sosial TikTok. 

Wifi koin adalah hotspot wifi yang dioperasikan dengan koin. Bentuknya mirip dengan telepon umum. 

Cara pemakainnya, tinggal masukkan koin dengan jumlah tertentu, lalu pengguna bisa mendapatkan akses internet.

Dalam video terlihat satu besek uang logam atau koin seribuan diambil oleh pemiliknya dari mesin tersebut.

Itu adalah pendapatannya karena memasang koin WiFi. Tampak juga beberapa anak sedang memainkan gadget di sekitar mesin WiFi koin.

Di video yang diunggah oleh akun TikTok @rioongob2 pada 3 Oktober 2021 sudah ditonton lebih dari 5 juta kali.

Selain itu video tersebut juga disukai lebih dari 265.800 kali, dibagikan ulang lebih dari 1.500 kali, dan dikomentari lebih dari 2.000 kali.

Terkait viralnya video tersebut, Kompas.com menghubungi Danang Budiharto (46) yang mengaku membuat mesin wifi koin tersebut. 

Selain digunakan sendiri, dia juga mengaku menjual mesin tersebut. 

"Iya saya bikin sendiri," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/10/2021).

Budi menjelaskan, awal mulanya dia merupakan wirausaha yang memiliki kantin di Bali. 

Namun karena dampak pandemi, usahanya sepi seiring sepinya pariwisata di Pulau Dewata Bali. 

Dia kemudian memutar otak untuk tetap bisa mendapatkan penghasilan di masa pandemi Covid-19. 

Budi mengaku memiliki hobi mengotak-atik peralatan elektronik. 

Dari situlah dia kemudian berpikir untuk membuat wifi koin. Selain untuk memanfaatkan internet di masa pandemi tapi juga bisa menjadi usaha. 

"Sudah saya lakukan sekitar 1,5 tahun yang lalu. Awal-awal corona. Saya bikin setelah 4 bulan saya jual," ujar Budi. 


Kebutuhan internet saat pandemi Covid-19

Dia melihat saat pandemi, kebutuhan internet orang Indonesia meningkat. Hampir semua orang memerlukan internet.

Akan tetapi, perekonomian yang lesu membuat orang-orang selektif saat membeli paket internet.

"Sekitar 85 persen (orang) butuh internet. Kondisi itu yang dibutuhkan internet yang murah, karena perekonomian turun, jadi kita harus bisa menyiasati. Saya memanfaatkan peluang itu. Bukan tipu-tipu, bukan mencuri," tuturnya.

Rp 1.000 untuk internet sejam

Dia hanya mematok harga Rp 1.000 untuk pemakaian internet satu jam. Harga tersebut terlihat sangat terjangkau, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.

Meski begitu dia tidak hanya menargetkan pengguna anak-anak, tapi dewasa juga.

Dia memasang koin wifi di pasar. Ketika pasar sepi pembeli, para pedagang di kios-kios biasanya akan memasukkan koin ke mesin wifi koin. Selain itu dia juga memasang di tempat lain.

Budi memberi gambaran tentang anak-anak yang biasanya digunakan untuk permainan utama.

Mereka biasanya main internet minimal 2 jam. Jika satu jam dipatok Rp 1.000, maka satu orang akan membayar minimal Rp 2.000.

Kemudian jika ada 10 anak, maka sehari Budi bisa mendapat Rp 20.000. Lalu jika dikalikan 30 hari, maka Budi akan mendapatkan Rp 600.000.

Padahal, modal untuk menyediakan internet per bulannya sekitar Rp 350.000, sehingga Budi sudah balik modal dan mendapat untung.

Bisa Rp 100.000 per hari

Budi mengatakan pelanggan-pelanggannya yang membeli mesin wifi biasanya mendapatkan lebih dari Rp 20.000 per hari. 

Ada yang mendapat Rp 50.000 bahkan Rp 100.000 sehari.

"Kalau saya pasang per bulan rata-rata (mendapatkan) Rp 2 juta, itu kotor. Per hari bisa sampai 100.000, tapi naik turun. (Sekitar) Rp 1,5-2 juta pendapatannya per bulan," ungkap Budi.

Selain untung, bisnis ini juga tidak memerlukan penjaga seperti penjaga warnet.

Menurut Budi mesin wifi koin bisa didiamkan saja dan tinggal menunggu pengguna internet berdatangan, sehingga bisa menjadi passif income bagi pemiliknya.

Untuk waktunya bisa diatur oleh pemilik wifi koin. Misalnya satu jam bayar Rp 2.000, 3 jam Rp 1.000, dan seterusnya, menyesuaikan keinginan pemilik mesin.

Budi mematok harga seperti berikut ini:

  • Rp 7.000: 24 jam
  • Rp 3.000: 10 jam
  • Rp 1.000: satu jam.

Dengan harga seperti itu, Budi mengatakan biasanya orang-orang di pasar memilih membayar Rp 3.000 untuk 10 jam.

Untuk membuka usaha WiFi koin, Budi mengungkapkan diperlukan:

  • Mesin WiFi koin
  • Router atau antena penyebar sinyal ke pelanggan
  • Sumber internet.

Adapun sumber internet bisa dari internet kabel seperti IndiHome, Biznet, dan sebagainya.

Bisa juga dari modem seperti tipe RJ45. Jika sudah punya sumber internet, tinggal membeli seperangkat mesin wifi koin.

"Kalau di daerah-daerah yang susah sinyal harus beli modem untuk internet. Alat ini hanya sebagai manajemen bandwidth ke pelanggan," imbuhnya.

Harga wifi koin dan prospek bisnisnya

Untuk harga mesin wifi koin bervariasi. Dia mengungkapnya harga untuk memasang wifi koin mulai dari Rp 2,2 juta sampai Rp 3,9 juta, tergantung mesin saja atau sekaligus sumber internet.

Ketika ditanya apakah bisnis wifi koin menguntungkan, menurut Budi tergantung tempatnya atau lokasinya.

Pengusaha harus bisa melihat lokasi yang akan dipasangi wifi koin, apakah di tempat tersebut banyak orang yang membutuhkan koneksi internet untuk belajar, bekerja, atau hanya sekadar bermain game.

Dia melihat masih banyak desa yang tidak terjangkau internet, misalnya dalam satu desa hanya bisa dipasang 4-6 kabel saja. Maka berpotensi untuk dibuat wifi koin.

Selain itu masyarakat membutuhkan internet murah karena saat ini perekonomian sedang lesu. Sehingga harga per jam yang ditetapkan akan mempengaruhi.

Selain itu kestabilan jaringan internet juga perlu dipertimbangkan. Tempat pemasangan wifi juga sebaiknya di tempat yang ramai atau sering diakses masyarakat.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/09/180500365/video-viral-mesin-wifi-koin-internet-sehari-bisa-dapat-rp-100000

Terkini Lainnya

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke