Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Terbongkarnya Penimbunan Obat Covid-19, Apa Itu Azithromycin?

Kasus tersebut membuat heboh karena gudang obat milik PT ASA yang terletak di Jalan Peta Barat, Kalideres, Jakarta Barat diketahui salah satu pedagang besar Farmasi (PBF) yang menyalurkan obat dalam jumlah besar.

Sejumlah obat dalam jumlah besar ditemukan sengaja ditumpuk di dalam gudang, padahal obat-obatan tersebut sedang dibutuhkan masyarakat.

Dalam pembongkaran kasus tersebut, berikut ini fakta-fakta terkait penimbunan obat penanganan Covid-19:

Obat Azithromycin bisa berguna untuk 3.000 Pasien Covid-19

Dikutip dari Kompas.com, Salah satu obat yang ditimbun di gudang tersebut yaitu Azithromycin 500 ml sebanyak 730 boks ditemukan.

"Terdapat keputusan menteri kesehatan, ada 11 jenis obat yang sangat dibutuhkan menjadi barang penting untuk kebutuhan pengobatan pasien Covid-19. Azithromycin ini ada di poin ke-10," kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo kepada wartawan, Senin (12/7/2021).

Menurutnya, ratusan boks obat Azithromycin terebut dapat digunakan bagi setidaknya 3.000 pasien Covid-19.

"Kita hitung-hitung obat yang ditimbun ini bisa untuk 3.000 orang karena secara umum orang yang terkena Covid-19 biasanya diberikan 1x1 selama 5 hari. Ini ada 730 boks, satu boks ada 20 setrip," jelas Ady.

Apa itu obat Azithromycin?

Azithromycin adalah salah satu obat rekomendasi untuk pasien isolasi mandiri.

Pasien yang menjalani isolasi mandiri dengan gejala ringan dan tanpa gejala disarankan untuk mengonsumsi obat dan vitamin.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan menyebutkan obat yang dianjurkan untuk pasien bergejala ringan harus sesuai resep dokter. Beberapa diantaranya antara lain:

- Oseltamivir tablet 75 mg, atau Favipiravir (harus dengan resep dokter)

- Azithromycin (harus dengan resep dokter)

- obat pereda lainnya.

Banyak jenis obat lain yang ditimbun

Tidak hanya satu obat, polisi juga menemukan jenis obat seperti paracetamol, Dexamethasone, Caviplex, serta sejumlah obat flu dan batuk di gudang penimbunan.

Ratusan boks obat sudah diamankan pihak kepolisian sebagai barang bukti. Ady menyatakan akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar obat-obatan tersebut dapat dimanfaatkan segera oleh masyarakat.

"Kita akan berkoordinasi dengan criminal justice system supaya bagaimana obat ini juga menjadi termanfaatkan kepada masyarakat karena masyarakat memerlukan obat ini," pungkas Ady.

Pemilik gudang instruksikan tak jual Azithromycin dulu

Kesaksian seorang apoteker PT ASA kepada polisi, mengaku pemilik sempat menginstruksikan untuk tidak menjual Azithromycin terlebih dahulu.

"Salah satu apoteker menjelaskan ada percakapan dengan pemilik PT ASA untuk tidak menjual dulu Azithromycin, jadi ada indikasi untuk ditimbun," kata Ady.

Hal serupa juga dikeluhkan pelanggan PT ASA yang menanyakan ketersediaan obat tersebut. Namun selalu dijawab belum ada.

Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menanyakan stok Azithromycin, pihak perusahaan menyatakan tidak memiliki stok obat tersebut.

Jual obat lebih mahal dari harga eceran

Tidak sebatas menimbun, PT ASA juga menjual obat Azithromycin di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Kami melihat di sini ada kenaikan harga menjadi Rp 3.350 per tablet," jelas Ady.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan tentang HET obat dalam masa pandemi untuk harga Azithromycin adalah Rp.1.700 per tablet.

Namun PT ASA memalsukan faktur agar tidak kedapatan menjual obat di atas harga eceran.

"Ada upaya mereka untuk mengubah faktur dari pembelian obat ini pada saat kita amankan faktur. Mereka mencoba untuk menurunkan untuk sesuai dengan harga eceran tertinggi, yaitu Rp 1.700," kata Ady.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/17/173000065/fakta-terbongkarnya-penimbunan-obat-covid-19-apa-itu-azithromycin-

Terkini Lainnya

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke