Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jalur Ski Dibuat di Tengah Kota Oslo untuk Cegah Warga ke Luar Kota

KOMPAS.com - Norwegia adalah salah satu negara yang identik dengan salju. Sebuah pepatah bahkan mengatakan, penduduk negara itu lahir dengan salju di bawah kakinya.

Akan tetapi, salju yang turun tahun ini tidak sebanyak biasanya dan pandemi virus corona yang masih melanda, membuat suasana negara itu menjadi lebih muram.

Melansir AFP, Selasa (16/2/2021) situasi itu membuat pemerintah berinisiatif mendatangkan salju dan menyiapkan jalur ski di Ibu Kota Oslo, demi menyenangkan masyarakat di sana.

Dalam beberapa pekan terakhir, truk-truk besar berlalu-lalang menumpahkan salju ke taman kota Oslo. Salju tersebut diambil dari bukit di daerah luar Ibu Kota.

Jalur ski di tengah kota

Pemerintah Norwegia juga menyiapkan jalur ski, yang bisa digunakan oleh anak-anak, lansia, dan para pekerja yang ingin beristirahat dari rutinitas work from home.

"Selama tiga bulan, kami telah menerapkan pembatasan yang ketat di Oslo, meski demikian kami masih boleh pergi ke luar rumah," kata anggota Dewan Kota, Omar Samy Gamal.

"Karena kami tidak memiliki banyak salju musim dingin ini, kami melakukan apa yang kami bisa untuk memberikannya kepada orang-orang. Kami membawakan mereka sedikit 'marka'," imbuhnya.

Istilah 'marka' mengacu pada perbukitan berhutan di luar Oslo, yang populer di kalangan penduduk kota untuk sekadar berjalan-jalan, atau untuk bermain ski di akhir pekan setelah bekerja. 

Hujan salju pertama musim ini yang turun pada awal Januari telah menyebabkan antrean lalu lintas yang panjang menuju marka. 

Selain itu yang lebih mengkhawatirkan, kereta komuter penuh sesak meski pandemi masih berlangsung.

"Kami tidak ingin orang berkerumun. Kami ingin mereka menjaga jarak satu sama lain, dan cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan memanfaatkan ruang publik lokal," kata Gamal.

Empat taman yang berada di Oslo, termasuk yang dimiliki istana kerajaan, disulap menjadi taman salju untuk memuaskan dahaga penduduk setempat akan kereta luncur dan bermain ski.

"Sangat penting untuk membuat orang tetap aktif tanpa semua orang harus naik kereta yang sama untuk meninggalkan kota," kata psikolog Miriam Heen Skotland, yang tengah bermain ski di taman Voldslokka saat istirahat makan siang.

Efek perubahan iklim

Perubahan iklim telah mengakibatkan musim dingin menjadi lebih singkat di Norwegia.

Menurut Institut Meteorologi Norwegia, selama 30 tahun terakhir, Oslo telah kehilangan 21 hari musim dingin, yang didefinisikan sebagai hari-hari di mana suhu turun di bawah 0 derajat Celcius.

Institut itu memperingatkan, Oslo bisa kehilangan 26 hari musim dingin lagi pada tahun 2050.

"Ketika saya masih muda, tidak sulit untuk memprediksi cuaca di musim dingin: seringkali dingin dan biasanya ada banyak salju," kata Menteri Pendidikan Norwegia Guri Melby pada bulan Januari ketika informasi iklim baru disajikan.

"Tapi untuk Natal tahun ini, saya tidak yakin apakah saya harus membelikan anak-anak saya kereta luncur, karena musim dingin saat ini jauh lebih sejuk dengan lebih sedikit boneka salju dan hari ski," katanya.

Angkut berton-ton salju

Norwegia bahkan membuka pusat ski dalam ruangan pertamanya pada awal 2020, sesuatu yang dianggap sebagai hal yang kurang pantas. Namun saat ini pusat ski indoor itu ditutup untuk umum karena pembatasan kegiatan.

Dengan kondisi Oslo yang berjuang melawan perubahan iklim, apakah bijak mengangkut berton-ton salju dengan truk?

Menjawab pertanyaan itu, Dewan Kota memastikan bahwa kendaraan yang digunakan untuk mengangkut salju menggunakan biodiesel, dengan minyak sayur yang diolah dengan air.

"Menggunakan truk bebas karbon ini untuk membawa salju kepada orang-orang sehingga mereka tidak akan menggunakan mobil mereka sendiri untuk berkendara ke 'marka', saya pikir ini cukup menguntungkan untuk iklim," kata pengemudi truk pembawa salju, Tom Kjetil Tangen.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/17/211700865/jalur-ski-dibuat-di-tengah-kota-oslo-untuk-cegah-warga-ke-luar-kota

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke