Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KLARIFIKASI] Dua Tenda di RS Moewardi Disebut untuk Tampung Pasien Covid-19

Informasi yang beredar menyebut tenda-tenda berwarna oranye dengan tulisan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) itu didirikan karena ruangan isolasi dan IGD untuk pasien Covid-19 di rumah sakit itu telah penuh.

Saat dikonfirmasi, pihak RS Moewardi memberikan klarifikasinya. Tenda dibangun bukan untuk pasien Covid-19. Ketersediaan ruang perawatan pasien Covid-19 masih mencukupi.

Tenda itu saat ini digunakan untuk lokasi melakukan tes usap atau swab test. 

Narasi yang beredar

Di Facebook, salah satu akun yang membagikan informasi ini adalah akun Fatah Anggoro Yudho yang mengunggah tangkapan layar Instagram Story akun @ppdsneurologiuns.

Ia membagikan ulang unggahan akun Facebook UNS Hit Posting.

Dalam unggahan berupa foto tersebut, terlihat ada satu tenda besar dari BNPB sudah berdiri, di sampingnya ada beberapa tenda dengan ukuran lebih kecil.

Tidak jauh dari tenda berukuran besar, terlihat ada satu lagi kerangka tenda dengan ukuran yang sama yang nampaknya akan menyusul didirikan. 

Instagram Story tersebut berisi keterangan "SIAP! 5 bangsal tidak cukup, tambah 2 tenda lagi".

Akun Ig UNS Hit Posting menambahkan keterangan "Kondisi RS Moewardi terkini. Stay safe kabeh lurr".

Sementara akun Facebook Fatah Anggoro Yudho menuliskan "Moewardi tambah 2 tenda".

Konten yang hampir sama juga diunggah oleh akun Facebook Fatimah Al Faris yang mengunggah tangkapan layar status seseorang di WhatsApp, yang disebut sebagai rekannya yang bekerja di RS itu.

Dalam tangkapan layar status Whatsapp yang dibagikannya terlihat foto 2 tenda BNPB yang diambil pada malam hari, dengan keterangan "Tenda darurat..ruang isolasi igd full..antrian trs berdatangan".

Kemudian, ketika diunggah ulang di Facebook, akun Fatimah Al Faris menuliskan keterangan sebagai berikut:

Status temen yang kerja di RS Moewardi. Laa hawla wa la quwwata illabillah. Untuk para nakes tetap semangat dan jaga kesehatannya yaa. Dan untuk kita nih mak jangan lupa prokesnya ya buat jaga diri sendiri dan orang lain tentunya. Sehat sehat sehaat".

Status Facebook Fatimah ini diunggah pada 30 Desember 2020.

Dalam kolom komentar, pengunggah juga merespons komentar dari akun lain yang masuk dan menanyakan apa maksud dari unggahannya.

Pengunggah pun menjawab tenda itu untuk penanganan Covid-19.

"Buat tenda darurat buat penanganan covid karena igd full," jawab pemilik akun.

Komentar lain juga seolah menguatkan apa yang disampaikan.

"Ng DKR wis suwe. Tendane biru. Soale bangsal wisa dilar tambah meneh jik gak nyukup. Tenda tambah sg putih. Pasien sg gak tertampung masuk igd sementara hanya bs ditangani tenda2," tulis akun Susyi Surya Dewi.

"Di RS UNS juga kayak gitu um. Ruangan penuh semua, sampai dibuatin barak tenda kayak gitu," tulis akun lainnya, Azzura Aqiqah.

Konfirmasi Kompas.com

Direktur RSUD Dr. Moewardi, dr. Cahyono Hadi, menjelaskan, tujuan utama pendirian tenda itu bukan karena rumah sakit sudah kehabisan kapasitas ruangan bagi penderita Covid-19.

"Masih ada tempat tidur beberapa (untuk pasien Covid-19), karena kan sirkulasi pasien keluar masuk," kata Cahyono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Ia membantah informasi yang menyebut tenda itu digunakan untuk merawat pasien Covid-19.

Cahyono menyebutkan, tenda itu dimanfaatkan untuk tiga hal. Pertama, sebagai antisipasi; kedua, untuk lokasi tes usap; dan ketiga, untuk keluarga pasien.

"Pertama jaga-jaga, kedua untuk swab pasien biar lebih leluasa, ketiga jika keluarga pasien mau berteduh," kata Cahyono.

Akan tetapi, sejak akhir Desember 2020 hingga hari ini, Minggu (3/1/2021), menurut Cahyono, tenda itu digunakan sebagai lokasi swab test.

"Sampai sekarang hanya untuk swab saja," kata dia.

Kesimpulan

Berdasarkan konfirmasi yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, tenda-tenda yang didirikan di halaman depan RS Dr. Moewardi bukan untuk ruang perawatan pasien Covid-19 karena ruangan di rumah sakit itu penuh.

Tenda-tenda didirikan untuk antisipasi, melakukan tes usap pasien, dan tempat berteduh bagi keluarga pasien.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/03/155600265/-klarifikasi-dua-tenda-di-rs-moewardi-disebut-untuk-tampung-pasien-covid-19

Terkini Lainnya

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke