Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Auto-antibodi Berpotensi Sebabkan Long Covid

Adanya "friendly fire" dari sistem kekebalan dapat menyebabkan pasien positif Covid-19 mengalami long Covid.

Melansir The Guardian, Minggu (13/12/2020), para peneliti dari Yale University menunjukkan, auto-antibodi dari pasien positif Covid-19 tidak menyerang virus dan membuat tubuh menjadi lebih kebal.

Sebaliknya, justru menyerang darah, organ, jaringan, otak, hati, dan saluran gastrointestinal dari tubuh pasien sendiri.

Bahkan, auto-antibodi tersebut merusak sel-sel kekebalan yang sebelumnya dimiliki oleh tubuh pasien positif Covid-19.

Para peneliti memaparkan, semakin banyak auto-antibodi dalam tubuh pasien positif Covid-19, maka tingkat keparahan yang mereka alami semakin tinggi.

Auto-antibodi membahayakan pasien

Ahli imunobiologi di Yale, Aaron Ring, menyatakan, auto-antibodi menjadi berbahaya bagi pasien.

Alasannya, antibodi dapat berada di dalam tubuh dalam jangka waktu lama dan berpotensi terjadi variasi penyakit atau infeksi lainnya.

Mengutip Daily Mail, Minggu (14/12/2020), bertahannya auto-antibodi inilah yang menyebabkan pasien mengalami gejala seperti kelelahan, sesak napas, dan masalah otak lebih lama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yale University, orang-orang yang sehat atau tidak terpapar virus corona memiliki lebih sedikit autoantibodi daripada pasien positif Covid-19.

The Guardian, Minggu (13/12/2020), menuliskan, auto-antibodi yang dimiliki pasien positif Covid-19 tidak menonaktifkan virus dengan menempel pada protein di permukaan virus.

Auto-antibodi tersebut justru mengikat protein yang ada dan dilepaskan ke sel tubuh manusia.

Uji coba yang dilakukan pada tikus pun menunjukkan hasil bahwa tikus dengan lebih banyak autoantibodi menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan harapan hidupnya rendah.

Studi soal dampak jangka panjang Covid-19 bagi penderitanya sudah banyak dilakukan.

Sebelumnya, sebuah penelitian mengungkapkan, virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang terlihat setelah tiga bulan seseorang terinfeksi.

Peneliti yang juga ahli radiologi di Universitas Oxford, Inggris, Profesor Fergus Gleeson mengatakan, kerusakan ini dapat dikaitkan dengan gejala Covid-19 yang berkepanjangan.

Studi lainnya menemukan tanda-tanda kerusakan beberapa organ pada orang muda dengan gejala Covid-19, dalam waktu empat bulan setelah infeksi awal.

Penemuan ini menjadi langkah pembuka dalam mengembangkan pengobatan untuk beberapa gejala aneh dan ekstensif yang dialami orang-orang dengan kasus infeksi virus corona yang lama atau"long Covid-19 cases".

Kelelahan, kabut pada otak, sesak napas, dan nyeri menjadi beberapa efek yang paling sering dilaporkan pasien setelah negatif dari virus corona.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/14/113700065/studi--auto-antibodi-berpotensi-sebabkan-long-covid

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke