Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cegah Penularan Covid-19, Ini 7 Tips Aman Gunakan Toilet Umum

KOMPAS.com - Memasuki era new normal, muncul rasa kekhawatiran bagi sejumlah orang. Hal ini dikarenakan kembali beraktivitasnya orang-orang dan juga potensi penggunaan fasilitas umum, misalnya toilet.

Toilet menjadi sarana umum yang rawan terkontaminasi bakteri atau virus, terutama virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2.

Diketahui, virus ini dapat menular melalui droplet yang menempel di permukaan benda.

Agar tidak tertular virus, berikut sejumlah tips aman untuk menggunakan toilet di tempat umum.

1. Menjaga jarak

Melansir CNN (23/6/2020), Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan bahwa virus corona dapat menular antar manusia dengan jarak yang berdekatan.

Jika dihubungkan dengan penggunaan toilet, seorang peneliti di Texas Policy Lab, Susan Amirian, mengatakan bahwa menjaga jarak dinilai sulit lantaran toilet umum cenderung ramai dengan orang-orang yang mengantre giliran.

Tetapi, ada beberapa fasilitas dari toilet umum yang menandai penggunaan wastafel menggunakan selotip. Hal ini dilakukan guna membuat orang agar tidak berdiri terlalu dekat satu sama lain.

Jika pada toilet umum tidak ada penanda untuk jaga jarak, Anda sebaiknya inisiatif untuk bergeser agak jauh dari orang lain atau menghindari kerumunan.

2. Pakai masker

Masker merupakan alat pencegahan infeksi yang digadang-gadang ampuh untuk Covid-19.

Dengan menggunakan masker, peluang Anda tertular Covid-19 sangatlah kecil. Sebab, masker akan melindungi Anda dari droplet yang dikeluarkan atau terhirup.

3. Menutup toilet sebelum menekan "flush"

Kemudian, hal penting yang perlu diperhatikan yakni memulai kebiasaan untuk menutup toilet duduk sebelum menekan tombol flush untuk mengguyur toilet.

Menurut sebuah riset, kegiatan mengguyur toilet dapat menimbulkan tetesan dan diindikasi tetesan tersebut dapat terhirup atau jatuh ke permukaan.

Berdasarkan jurnal Physics Fluids, periset menganalisis dua model proses penyiraman toilet, yalni pembilasan saluran tunggal dan pembilasan annular. Keduanya disimulasikan dan dilihan karakteristik aliran air serta pergerakan partikel aerosol.

Dalam laporan, disebutkan bahwa sebanyak 40-60 persen dari total partikel dapat naik ke atas dudukan toilet, sehingga mengakibatkan penyebaran virus.

Tak hanya itu, periset juga mengimbau masyarakat untuk mencuci tangan setelah menyentuh tombol atau kenop penyiraman. 

4. Mencuci tangan

Setelah Anda menggunakan toilet, apa pun yang Anda sentuh, sebaiknya langsung mencuci tangan menggunakan sabun.

Sebab, penularan virus lewat permukaan sangat mungkin terjadi dan dengan mencuci tangan menggunakan sabun akan menutus rantai penularan.

5. Keringkan tangan dengan tisu

Selanjutnya, keringkan tangan menggunakan tisu daripada menggunakan pengering otomatis.

Peneliti dari University of Leeds mengungkapkan, pengering otomatis dapat menyebarkan aerosol yang terkontaminasi permukaan lain.

6. Minimalisir menyentuh benda di toilet

Ketika menggunakan toilet, sebaiknya kita tidak terlalu banyak menyentuh benda-benda di sekitar toilet.

Oleh karena itu, gunakanlah toilet secara efektif, seperti hanya menyentuh selot kunci pintu toilet, membersihkan dudukan toilet, menutup kloset sebelum menyiram, dan membukanya setelah mengguyur toilet.

7. Jangan sentuh wajah

Terkadang, tangan menjadi sumber kuman atau virus di mana tangan sering kali menyentuh permukaan benda.

Sebaiknya, hindari menyentuh wajah terutama jika Anda belum dapat memastikan apakah tangan Anda sudah bersih dari kuman atau belum.

Virus dapat menginfeksi tubuh dengan masuk melalui mulut, hidung, atau cairan pada mata.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/27/122924665/cegah-penularan-covid-19-ini-7-tips-aman-gunakan-toilet-umum

Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke