Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Refleksi dari Meninggalnya Bayi 40 Hari karena Tersedak Pisang yang Diberi Ibunya...

Bayi tersebut meninggal pada Minggu (8/12/2019) dini hari setelah sempat dibawa ke Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ibu sang bayi, YS (27), mengaku memberikan sedikit potongan pisang kepada AH.

Ia tidak menduga apa yang dilakukannya justru membuat putrinya meninggal dunia.

YS mengaku tak hanya memberikan ke AH, tetapi juga ke kembarannya. Namun, kembaran AH tidak mengalami masalah apa pun.

Peristiwa ini memunculkan keprihatinan dan menyayangkan hal ini.

Bayi seusia itu tak seharusnya diberikan makanan lain selain air susu ibu (ASI).

Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar menyatakan prihatin dan sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut.

“Ini suatu pukulan tersendiri buat kita semua. Bagaimana seorang ibu bisa tidak tahu memberikan MPASI terlalu dini bisa seberbahaya itu,” kata Nia saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/12/2019).

Pasalnya, kejadian tersebut terjadi di kota besar yang seharusnya fasilitas tenaga kesehatan dan akses informasi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada bayi seharusnya sudah didapatkan ketika ibu selesai persalinan.

“Seharusnya ketika ibu keluar rumah sakit, sudah tahu misal cara menyusui yang baik gimana, cara menyusui gimana, boleh dikasih apa saja? Padahal harus tahu bayi eksklusif 6 bulan ASI. Sepertinya informasi tersebut tak tersampaikan dengan baik,” kata dia.

Menurut Nia, perihal ibu menyusui seharusnya bukan hanya tanggung jawab sang ibu, tetapi juga tanggung jawab suami sebagai ayah, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, dan pemerintah.


Terkait kejadian yang menimpa AH, kata dia, tak bisa serta merta hanya menyalahkan si ibu.

Nia mengatakan, setiap ibu hamil seharusnya sudah memahami informasi terkait menyusui saat dia hamil.

Informasi itu, salah satunya, ketika bayi menangis tidak selalu berarti bahwa ia kekurangan ASI.

Selain itu, informasi lain yang harus dipahami adalah cara payudara bekerja, mengenali posisi menyusui yang baik, dan mengerti bahwa menyusui itu butuh proses agar ASI bisa memenuhi dan sesuai permintaan bayi.

“ASI itu baru keluar setetes, baru bertambah pelan-pelan beberapa hari kemudian. Informasi ini kelihatannya tak tersampaikan dengan baik ke ibu. Sehingga dia berasumsi si anak mesti dikasih ini biar enggak menangis,” ujar Nia.

Belajar dari apa yang terjadi pada YS dan bayi AH, Nia mengimbau kepada para ibu hamil untuk memperbanyak pengetahuannya selama kehamilan.

Salah satunya dengan dengan bergabung grup pendukung ibu menyusui seperti AIMI, dan memperbanyak membaca.

Bisa juga bertanya ke bidan maupun mendatangi fasilitas kesehatan lain untuk meminta info sebanyak-banyaknya.

Nia berpesan, seorang ibu harus proaktif, dan sebaiknya tak lelah untuk terus belajar.

“Jadi orangtua pun perlu belajar, dan harus belajar karena juga harus jadi guru anak-anak kita,” kata Nia.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/12/185600565/refleksi-dari-meninggalnya-bayi-40-hari-karena-tersedak-pisang-yang-diberi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke