Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Karhutla, Pemerintah Diminta Evaluasi Perizinan Sawit

KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan berdampak luas. Salah satunya yakni persoalan kabut asap dan meningkatnya penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di daerah terdampak.

Direktur Walhi Kalimantan Tengah (Kalteng), Dimas N Hartono mengatakan persoalan kebakaran hutan dan lahan setiap tahun selalu terjadi. Namun tidak ada penyelesaian yang menyeluruh.

Saat ini, kondisi kabut asap di Kalteng sudah sangat pekat. Bahkan, Senin (16/9/2019), sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan karena persoalan kabut asap.

"Saat ini jumlah korban ISPA sudah mencapai angka 11 ribuan. Upaya perbaikan gambut kami anggap gagal, karena lokasi yang dilakukan pembasahan ikut terbakar," katanya kepada Kompas.com, Selasa (17/9/2019).

Data yang didapatkannya dari Posko Satgas Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah, setidaknya 8.026 hektare lahan yang terbakar. Hal itu terjadi dari awal Januari hingga 15 September 2019.

Dimas menambahkan, saat ini pembukaan lahan perkebunan sawit merupakan akar rusaknya gambut. Mereka membuka kanal-kanal dan mengeringkan gambut dan menjadikan gambut mudah terbakar.

"Kerusakan ini dilakukan sudah lama, sayangnya evaluasi perizinan sawit dan audit lingkungan tidak pernah dilakukan," papar dia.

Selain itu, lemahnya pengawasan menjadikan kontrol di lapangan juga lemah. "Sebagian besar investasi di kalteng berafiliasi dengan asing," pungkasnya.

Penerbangan Terganggu

Sementara itu, dampak kabut asap juga mengakibatkan sejumlah penerbangan terganggu.

Berdasarkan data yang diperoleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, beberapa layanan bandara di Sumatera dan Kalimantan dibatalkan. 

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti mengatakan kabut asap membuat jarak pandang terbatas mengakibatkan pembatalan penerbangan.

“Dengan kondisi saat ini, kami akan terus berkoordinasi melalui dengan Otoritas Bandar Udara (OBU), operator penerbangan, AirNav Indonesia, Maskapai dan stakeholder terkait agar semua tim dapat tetap memperhatikan keselamatan penerbangan,” ujarnya seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Polana mengimbau kepada seluruh operator penerbangan agar dapat siap siaga dan memberikan rekomendasi yang tepat karena keselamatan adalah no go item atau persyaratan komponen layak dan laik.

Berikut beberapa bandara di Kalimantan yang mengalami penutupan akibat sebaran kabut asap pekat pada Senin (16/9/2019):

Kalimantan Barat

Bandara Internasional Supadio: bandara ini ditutup sesuai dengan terbitnya Notive to Airmen (NOTAM) dengan nomor B4666/19 NOTAMMR B4660/19 dengan jarak pandang terbatas (visibility) 400 meter.

Bandar Udara Pangsuma, Putussibau: ditutup sesuai NOTAM NO C8446/19 NOTAMN dengan jarak pandang 3000 meter.

Kalimantan Timur

  • Bandara Kalimarau Berau: ditutup sesuai  NOTAM No C8456/19/ NOTAMR C8444/19 dengan jarak pandang 400 meter.
  • Bandara A.P T Pranoto Samarinda: ditutup sesuai No C8445/19 NOTAMN dengan jarak pandang 3000 meter.

Kalimantan Tengah

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/18/073000865/soal-karhutla-pemerintah-diminta-evaluasi-perizinan-sawit

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke